Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Misi Penyelamatan Terakhir Thomas Schaaf di Bremen

By Okie Prabhowo - Kamis, 7 Maret 2013 | 13:17 WIB
Thomas Schaaf, terancam harus mengakhiri kisahnya bersama Werder Bremen.
Scott Heavey/Getty Images
Thomas Schaaf, terancam harus mengakhiri kisahnya bersama Werder Bremen.

Putih) teng­ah dilanda krisis. Bun­des­liga 1998/99 ha­nya menyisakan tiga partai lagi dan Bremen tertahan di peringkat 15.

Empat belas tahun silam, Schaaf membawa keajaiban ke Weserstadion. Bremen memenangi dua dari tiga laga terakhir dan finis di peringkat 13 klasemen akhir Bundesliga.

Bukan sekadar berhasil menyelamatkan klub dari degradasi, Schaaf kemudian juga memastikan Bremen merangsek ke jajaran papan atas Jerman. Sepak terjang Schaaf bersama klub yang berdiri pada 4 Februari 1899 tersebut kian menggila.

Di bawah arahan Schaaf, Bremen menyuguhkan sepak bola menyerang yang sederhana tetapi efektif. Strategi yang diterapkan Schaaf membuat Bremen menyandang predikat sebagai salah satu pesaing terberat bagi Bayern Muenchen.

Schaaf mengan­tar Bremen merebut titel Deutscher Meis­ter 2003/04. Selama empat musim berikutnya, ia mampu menjaga konsistensi anak buahnya dan selalu mengakhiri Bundesliga di posisi tiga besar.

Namun sejak 2009, perjalanan Bremen bak roller-coaster. Klub yang sudah empat kali menjuarai Bundesliga tersebut mengalami kesulitan men­jaga posisi di zona Eropa, terma­suk di Liga Jerman musim ini.

Hingga spieltag 24, Bremen masih tertahan di posisi ke-15 klasemen sementara Bun­desliga 2012/13. Mere­ka sudah kebo­bolan 48 gol.

Bremen berada di urutan kedua dalam daftar tim yang paling sering kemasukan gol. Hoffenheim berada di posisi pertama setelah kebobolan 49 gol.

Posisi serta penampilan buruk Nils Petersen dkk. memicu kecaman terhadap Schaaf. Sebagian pendukung Bremen menginginkan pelatih berusia 51 tahun itu segera dipecat.

“Sikap para suporter dapat dipahami. Melihat situasi terkini, wajar jika mereka mengkritik kinerja pelatih,” ucap Manajer Bremen, Thomas Eichin, seperti dilansir Bild.


Editor : Wieta Rachmatia


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X