Satu perbedaan utama antara pasangan ini adalah bahwa Cavani tak diragukan lagi lebih fleksibel. Dia sedikit lebih cepat dibandingkan Falcao dan mampu menggiring bola lebih baik, artinya dia telah biasa bermain di sayap kanan baik di klub maupun timnas Uruguay di masa lalu.
Hal ini jauh dari posisi yang disukai Cavani, tapi mengingat dia mesti bersaing dengan Diego Forlan dan Luis Suarez untuk posisi di depan dalam skuat Uruguay, maka fleksibilitas jadi sebuah kebutuhan.
Falcao, meskipun, mempunyai keungulan yang jelas dalam hal pencapaian prestasi, telah menghasilkan rekor baru dalam mencetak gol dalam dua kemenangan di Liga Europa. Total, dia sudah mencetak 31 gol dalam 33 pertandingan sejak turnamen Piala UEFA diubah namanya menjadi Liga Europa di tahun 2009.
Keduanya akan menjadi pencetak gol terbaik di generasi mereka dan para suporter di Prancis bakal senang hati menyaksikan bakat mereka untuk beberapa tahun ke depan. Namun tetap dibutuhkan penampilan yang menonjol baik di Liga Champion atau di Piala Dunia untuk benar-benar menentukan karir mereka.
Inilah dua turnamen yang menjadi mahkota dari para pemain bola yang hebat dan baik Cavani maupun Falcao belum mempunya kedua momen tersebut.
Momen itu bakal datang di Brasil pada musim panas tahun depan, di mana keduanya kemungkinan akan hadir mewakili negara mereka. Lebih mungkin, mereka akan tampil di Liga Champion mendatang, masing-masing bersama Paris Saint-Germain serta AS Monaco menyiapkan tantangan secara konsisten untuk tahun-tahun mendatang.
Kemudian, mungkin, kita akhirnya akan mengetahui secara jernih siapa pemain yang lebih baik dalam rentang sejarah. Untuk saat ini, mereka tetap mesti dihargai karena bakat individu mereka yang sensasional.
Sumber: diolah dari BOLA Vaganza edisi Oktober
Pengolah: Eko Widodo
Penulis Asli: Josep Lopiwudhi
Editor | : | Josep Lopiwudhi |
Komentar