Pebalap keturuan Indonesia, Michael van der Mark, mengaku mendapat keuntungan karena sempat mencicipi motor MotoGP.
Michael van der Mark yang merupakan pebalap Pata Yamaha di ajang World Superbike (WSBK) tercatat pernah turun dua kali di kelas MotoGP pada 2017.
Saat itu Michael van der Mark menggantikan posisi Jonas Folger di tim Tech3 yang absen karena terkena sindrom gilbert.
Baca juga: Tim Bakal Jalani Debut, Mantan Rival Bebuyutan Ingin Tiru Peran Valentino Rossi
Pengalamannya menunggangi motor Yamaha M1 ternyata banyak membantu dirinya untuk menyongsong musim 2018.
"Ada beberapa hal menarik. Sayangnya kami tidak memiliki perlengkapan yang sempurna di sini. Ketika saya kembali dari Yamaha M1 ke Yamaha R1, saya sadar bahwa pergantian gigi tidak bisa 1:1, tetapi saya menyadari bahwa pergantian gigi terlalu lama," kata Michael van der Mark dikutip BolaSport.com dari Motorsport-Total.
"Kami mengerjakannya dan memperbaiki situasinya, detail kecil inilah yang Anda pelajari ketika Anda mengendarai motor yang berbeda, Anda selalu belajar sesuatu, jadi itu membantu saya," lanjutnya.
Penampilan Van der Mark memang meningkat drastis pada musim 2018, di mana dia memperoleh kemenangan perdananya sejak tahun 2011.
Bahkan pebalap berkebangsaan Belanda itu mampu mengakhiri musim 2018 di peringkat ketiga di bawah Jonathan Rea dan Chaz Davies.
"R1 sedikit berbeda dari M1, dengan R1 Anda kadang-kadang bisa berkendara dengan sangat agresif, tetapi mesin lebih suka ketika Anda berkendara dengan lembut, yang mana sama dengan M1," ujar van der Mark lagi.
"Kami kesulitan musim lalu dan ketika kami datang pada musim ini, kami tiba-tiba cepat dan motor berada pada level yang bekerja dengan cukup baik di semua trek," lanjutnya.
Pada musim 2018, Yamaha memang tampil lebih baik dengan mampu menempel Kawasaki dan Ducati yang memang superior di World Superbike.
Editor | : | Nugyasa Laksamana |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar