"Saya juga senang bertemu teman-teman baru dan kakak mentor yang sudah berpengalaman serta ikhlas membagi ilmu kepada kami. Saya juga senang bisa bertemu atlet yang biasanya saya cuma bisa lihat di TV, bisa berfoto, hingga banyak berkomunikasi dengan media asing," kata Daus.
Salah satu atlet yang bisa dia temui langsung adalah skateboarder putra Indonesia, Sanggoe Darma Tajung.
Biasanya, Daus menyaksikan aksi Sanggoe melalui Youtube.
Menurut Daus, hal tersebut tidak bisa dia dapatkan kalau tidak menjadi volunteer.
"Dukanya waktu bersama keluarga jadi berkurang. Biasanya karena saya anak kedua, saya menemani kakak saya selama libur saat menjalani tugas sebagai Co Assisten (Co Ass atau dokter muda)," ucap Daus.
"Sedikit sedih, tetapi ya tidak apa-apa karena kami kerja juga untuk menambah pengalaman," ujar Daus.
(Baca juga: Asian Games 2018 - Menpora Akan Cairkan Bonus bagi Peraih Medali Pekan Depan Tanpa Pajak)
Dengan menjadi volunteer, Daus juga harus rela berangkat pagi dan pulang larut malam.
"Terkadang tidak tega melihat orangtua sampai menunggu saya pulang. Biasanya saya mencuci baju sendiri. Tetapi, selama jadi volunteer orangtua saya yang mencucikan baju supaya saya tidak drop. Rasanya saya jadi tidak enak sendiri," kata Daus.
"Setelah jadi volunteer, orangtua saya tetap protektif. Meskipun saya anak laki-laki, tetap harus bertanggung jawab."
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar