Sekarang ini, kekuatan sepak takraw yang sebelumnya hanya dikuasai oleh Thailand, sudah merata.
“Hari ini saja kita final dengan Jepang, berarti itu menunjukkan kekuatan yang sangat pesat bagi Jepang. Jepang bisa melewati Myanmar, Vietnam. Tentunya kekuatannya sangat berimbang dan kita sudah layak disejajarkan dengan negara lain,” kata Asry.
(Baca Juga: Begini Kesan Presiden Komite Olimpiade Internasional terhadap Asian Games 2018)
Asry mengatakan ke depannya agar sepak takraw bisa terus berkembang di Indonesia.
Tentunya harus diperbanyak kompetisi mulai dari tingkat sekolah hingga kompetisi resmi ditingkat profesional.
“Kami lihat saja negara lain mereka punya kompetisi yang baik, begitu juga pembinaan, dan untuk menghadapi event internasional negara lain persiapannya lebih baik. Menimal kita punya sekolah sepak takraw agar terus bersaing dengan negara Asia lainnya," ujar Asry.
(Baca Juga: Korsel Rebut Emas Sepak Bola Asian Games 2018 dan Ada Tagisan dari Son Heung-min)
Asry menyayangkan tim quadrant putri hanya berhasil merebut medali perunggu karena di semifinal harus mengakui keunggulan Vietnam.
“Tim putri sangat kita sayangkan gagal merebut emas, hanya meraih perunggu. Tetapi kekalahan kita lebih pada faktor psikologis. Anak-anak kurang siap dalam menguasai permainan lawan,” kata Asry.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar