Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Memegang Peran Penting untuk Menentukan Atlet ke Timnas Berkuda Indonesia

By Imadudin Adam - Kamis, 24 Mei 2018 | 08:14 WIB
Tubuh kita akan dilatih untuk seimbang di atas kuda yang berlari cepat.
Pixabay
Tubuh kita akan dilatih untuk seimbang di atas kuda yang berlari cepat.

Olahraga berkuda merupakan salah satu olahraga yang menarik untuk ditonton di Asian Games 2018.

Di Asian Games 2018, cabor berkuda memperebutkan enam medali emas masing-masing dua dari disiplin tunggang serasi (Dressage) perorangan dan beregu, dua dari Lompat Rintangan (Jumping) perorangan dan beregu, dan dua dari Trilomba (Eventing) perorangan dan beregu.

Seluruh negara peserta maksimal memampilkan 12 atlet, tak termasuk cadangan, dengan rincian empat di tunggang serasi, empat di lompat rintangan dan empat di trilomba.

Pembentukan Timnas Equestrian Indonesia yang disiapkan ke Asian Games 2018 terbilang ketat. Yakni melalui babak kualifikasi yang digelar dalam empat seri, sejak medio Maret 2018 lalu.

Seri keempat atau terakhir dari babak kualifikasi ini akan digelar 8-10 Juni mendatang di APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.

(Baca Juga: Fakta Mengejutkan Mengenai Bomber Lokal Trengginas yang Disodorkan ke Luis Milla)

Dari 12 anggota inti Timnas Equestrian Asian Games Indonesia nanti, baru satu atlet yang sudah pasti. Dia adalah Larasati Gading, rider terbaik Indonesia di Dressage yang tinggal di Stuttgart, Jerman. Larasati, peraih medali perunggu di Asian Games 2014, Incheon, Korsel, akan memimpin tim Dressage.

Larasati disebut-sebut menjadi jaminan untuk meraih satu emas di kontes Dressage Equestrian Asian Games XVIII/2018 ini, dan karena itu dia mendapatkan wildcard lolos langsung ke timnas tanpa mengikuti babak kualifikasi.

Bahkan, khusus untuk Larasati dipersiapkan kuda baru yang dibeli dari dana peruntukkan ke cabor Equestrian ini.

Tiga tempat di tim Dressage lainya masih diperebutkan oleh Dara Ninggar Prawesmari, Erwin Yoga, Mira Warganegara, Djolfie Momongan, serta rider remaja Mohammad Akbar Maulana yang berlatih di Jerman dan Dewi Kunti Nyoto, rider senior Indonesia yang bermukim di Singapura, anggota tim equestrian Indonesia di SEA Games 2015 Singapura dan SEA Games 2017 Malaysia.

Sementara itu, untuk Jumping, persaingan perebutan empat tempat di timnas juga masih sangat ketat dari interaksi yang terjadi di babak kualifikasi dan pelatihan di luar negeri.

(Baca Juga: Jose Mourinho Siap Melepas Bek Terbaik Manchester United?)

Dari tiga seri babak kualifikasi yang sudah digelar, peringkat pertama untuk Jumping diduduki oleh Raymen Kaunang, disusul Ferry Wahyu Hadianto dan Yanyan Hadiansyah. Raymen memenangi tiga seri kualifikasi yang mementaskan kelas 140 cm tersebut.

Rider Jumping lainnya adalah Adi Katompo, Putri Hamidjoyo, dan Brayen Brata-coolen. Tiga rider terakhir intensif berlatih dan bertanding di Jerman dan Belanda sejak dua bulan terakhir.

Adi di Jerman, sedangkan Putri Hamidjoyo dan Brayen Brata-coolen di Belanda. Untuk Eventing, empat tempat di timnas akan diperebutkan oleh sembilan rider, yakni mereka yang sudah memenuhi standar MER (Minimum Eligibility Requirement) atau Persyaratan Kelayakan Minimum--yang menjadi kriteria wajib untuk kompetisi eventing level Asia dan global.

Ke-9 eventer (sebutan untuk rider trilomba) yang memenuhi MER dan berjibaku untuk memperebutkan empat tempat di Timnas Equestrian Indonesia adalah Riko Febrianto Ganda, Jojo Jonathan, Albert Pelealu, Steven Menayang, Jamhur Hatta, Alvaro Menayang, Marco Wowiling, Anto Budiarto, dan Jendry Palandeng.

Yang menarik, untuk memperebutkan 11 tempat di Timnas Equestrian Asian Games Indonesia, mayoritas kompetitor menunggangi kuda-kuda baru. Baik di Dressage, Jumping dan Eventing. Brayen Brata-coolen bahkan berbekal dua tunggangan baru, yakni Floyd dan Euphoria.

(Baca Juga: Piala Thomas 2018 - Kemenangan Firman Abdul Kholik Permudah Jalan Indonesia)

"Nggak mahal, murah koq," kata Mohammad Chaidir Saddak, pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sport, yang menaungi Brayen Brata-coolen, Rabu (23/5/2018).

Eddy Saddak enggan menyebut harga pembelian dua warmblood asal Belanda itu. Pendiri Aragon yang juga ketua umum PP Pordasi itu pekan lalu mengunjungi Brayen Brata-coolen di Belanda, bersama Karissa Saddak.

Saat bersamaan, Reshwara Agya Radinal yang manajer Timnas Berkuda Asian Games Indonesia, juga datang dari Indonesia bersama Ferry Wahyu dan Dennis Christian Sanjaya.

"Pertimbangan pelatih ikut menentukan siapa yang akhirnya dipilih ke tim," kata Eddy Saddak. Hasil-hasil pertandingan yang diikuti para rider akan diperhitungkan juga.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Imadudin Adam
Sumber : Tribunnews.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X