"Yang penting sekarang ini saya sudah aman, dapat MER. Tinggal bagaimana mempertahankan atau meningkatkannya di dua seri terakhir," kata Abe, rider andalan JB Stable-Universitas Budi Luhur itu.
Abe merasa 'plong' bisa memperoleh MER pada keikutsertaannya yang pertama kali di babak kualifikasi ini, apalagi dia menunggang warmblood baru, Head For Heights. Abe tak ikut kualifikasi seri pertama, 9-11 Maret di Arthayasa Stable. Disamping karena belum menerapkan sistem MER, kudanya juga baru tiba di tanah air.
Head For Heights, warmblood asal Belanda berusia 13 tahun, baru dijajal Abe sejak awal Maret. Head For Heights lebih pengalaman, lebih matang, dibanding tunggangannya sebelumnya, Tyra, yang sudah 'berpulang' tahun lalu di usia 10 tahun.
"Head For Heights memang kuda spesialis eventing, beda dengan Tyra. Kalau Tyra agresif, attack, Head ini lebih tenang, kalem," Abe menuturkan.
Mungkin karena sudah matang dan memang spesialis eventing, Abe tak kesulitan untuk menaklukan Head For Heights, di mana dalam rentang waktu sekitar dua bulan dia dan kuda kelahiran Belanda itu sudah bersinergi.
(Baca Juga: Dipanggil Timnas Indonesia, Ini Jawaban Beto Goncalves)
Abe sudah kepincut dengan Head For Heights saat melihatnya tahun lalu bersama pemilik JB Stable-Universitas Budi Luhur, Kasih Hanggoro.
"Pak Aang tentu saja senang, apalagi kemarin dia ikut nonton di APM Equestrian Centre," cerita Abe.
Aang adalah nama panggilan dari Kasih Hanggoro. Pendiri UBL Stable itu juga bangga karena, disamping pencapaian Abe di kualifikasi eventing, rider muda Marco Momuat tampil mengesankan di kualifikasi jumping yang mengomentisikan kelas 140 cm.
Marco Momuat yang menunggangi kuda Charlie pada kualifikasi kedua itu berada di urutan ketiga, setelah Raymen Kaunang (Pegasus/Conquistador) dan Yanyan Hadiansyah
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar