Doi lahir di Sorong, Papua Barat, 16 Maret 1986. Nama Solossa dikenal sebagai keluarga terpandang di Provinsi Papua Barat. Kak Boaz mengawali kariernya dengan membela klub amatir PS Putra Yohan di Papua dengan status pemain binaan tahun 1999 sampai 2000. Kemudian ia pindah ke Perseru, klub amatir lainnya di Papua, pada tahun 2000 hingga 2001.
Memasuki usianya 15 tahun, cowok bernama lengkap Theofilius Erwin Solossa dipanggil untuk memperkuat Tim PON Papua. Dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-16 yang diselenggarakan di Sumatera Selatan 2004, penampilan Boaz mencuri perhatian pelatih Tim Nasional Indonesia Peter White yang kemudian membawanya menuju Piala Tiger 2004 saat berusia 18 tahun.
Nah, pada 2005, Boaz mulai membela Persipura Jayapura. Doi mulai dipercaya menjadi kapten tim oleh sang pelatih. Sejak itu, Boaz selalu langganan menjadi pemain utama di Tim Nasional. Ia mengikuti beberapa laga internasional mulai dari kejuaraan tingkat Asia Tenggara, Asia, hingga kualifikasi Piala Dunia.
Kualitas yang dimiliki Boaz terbukti mampu bersaing dengan striker asing dalam urusan mencetak gol dan menjadi pencetak gol terbanyak dalam beberapa musim di Liga Indonesia. Boaz berhasil membawa tim Persipura juara Liga Super Indonesia tahun 2005, 2009, 2011, dan 2013, dan juara lainnya.
Dari tahun ke tahun karier sepakbola Boaz semakin berkembang. Ia menjadi incaran klub-klub papan atas Indonesia. Bahkan ia sempat ditawar oleh klub asal Belanda, tapi ia menolaknya dan memilih bergabung dengan Persipura.
Setelah hampir 10 tahun bersama Persipura, ia sempat merasakan bergabung dengan klub Pusmania Borneo FC untuk menghadapi tournamen Piala Presiden 2015. Setelah itu, Boaz kembali bergabung dengan Persipura sampai sekarang.
4. Egy Maulana Vikri
Di era 2010-an ke atas, karir sosok dari cowok bertampang bule asal Medan ini mulai dirangkai. Yap, dia adalah Egy Maulana Vikri, kelahiran Medan, 7 Juli 2000.
Editor | : | |
Sumber | : | hai.grid.id |
Komentar