Cabang olahraga rugbi tujuh memang masih tergolong baru dan awam bagi masyarakat Indonesia. Padahal, rugbi tujuh sudah masuk ke Indonesia sejak 20 tahun lalu.
Pada saat itu, para ekspatriat yang bekerja di Indonesia mulai memperkenalkan olahraga asal Inggris ini.
Setelah masuk sebagai cabang olahraga (cabor) yang dilombakan pada Asian Games (AG) 2018, Pengurus Besar Persatuan Rugbi Indonesia (PB PRUI) masif bergerak menyeleksi atlet terbaik dari seluruh penjuru Indonesia pada Test Event AG 2018.
Para atlet yang lolos seleksi pelatnas berasal dari berbagai provinsi, yakni Papua, Bali, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Lampung, dan Sulawesi Barat.
Baca juga: Persiapkan diri ke Asian Games 2018, Atlet Wushu Indonesia Dikirim ke Iran dan Hongkong
Tak hanya itu, ujian untuk 24 atlet putra dan 24 atlet putri yang lolos dari test event masih terus berjalan.
Kejuaraan nasional (kejurnas) rugbi tujuh yang diadakan di Jakarta, 6-13 Januari, merupakan seleksi nasional (seleknas) kedua yang harus dihadapi Christoper Aditya Hardwika dkk.
“Untuk kuota tetap akan dipangkas setengahnya menjadi hanya 12 atlet baik putra maupun putri,” ujar Christoper yang akrab disapa Pangya tersebut.
Kini, telah tersisa 18 atlet putra ataupun putri yang melakukan pelatnas di Gumuk Pasir, Parangtritis, DIY.
Dipilihnya daerah Gumuk Pasir karena tim rugbi tujuh Indonesia telah memasuki pelatnas jangka panjang yang ingin fokus menggenjot dan melatih fisik pemain.
“Sekarang pelatnas sudah memasuki minggu ketujuh dan akan memasuki tes fisik. Kami memilih daerah Gumuk Pasir karena ini merupakan pelatnas jangka panjang perdana kami,” tutur Manajer Rugbi Tujuh Indonesia, Doedie Gambiro.
Doedie mengaku guna bisa bersaing dengan tim-tim elite Asia seperti Jepang, Selandia Baru, bahkan Uzbekistan, timnya wajib memulai latihan dari dasar hingga mengasah kemampuan skill dan power secara berkala.
Baca juga: Pesan Para Pebulu Tangkis Senior Malaysia soal Kasus Pengaturan Skor
“Dalam proses panjang ini, pada bulan Maret kami akan menyusutkan jumlah atlet menjadi 14 tunggal putra maupun putri,” ujar Doedie.
Setelah itu, para pemain yang tersisa akan difokuskan berlatih di Gumuk Pasir hingga akhir Juni untuk dipersiapkan uji coba dan training camp (TC) di luar negeri.
Curi Ilmu dari Selandia Baru
Tim rugbi tujuh Indonesia akan melakukan partai uji coba melawan salah satu klub terkuat dari Selandia Baru pada pertengahan Juli.
“Di tingkat Asia Tenggara kekuatan kami masih tertinggal jauh dari Malaysia, Thailand, bahkan Filipina. Maka dari itu, saya ingin uji coba dengan salah satu tim Selandia Baru bisa menjadi modal bagi kami saat berlaga di AG mendatang,” ucap Doedie.
Doedie juga masih mengupayakan anak asuhnya dilatih oleh pelatih kepala asal Selandia Baru.
“Untuk sementara kami pakai pelatih lokal dulu. Semoga Maret atau April kami bisa mendatangkan pelatih dari Selandia Baru,” ucap Doedie.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2.849 |
Komentar