Pasalnya, sebagian besar pemain yang terjun di kompetisi ini masih muda.
Upaya ini dilakukan sebagai bentuk regenerasi pemain di tubuh Surabaya Fever.
Menurutnya, nama-nama pemain muda, seperti Rohtriastari, Nathania Orville, Lea Kahol, Natasha Christaline, dan Jovita Elizabeth selalu diturunkan sejak kuarter pertama dalam setiap pertandingan babak penyisihan grup hingga final.
Mereka bergantian dengan pemain senior seperti Gabriel Sophia, Sumiati, Henny Sutjipto, dan Mega Putri.
(Baca Juga: Robert Rene Alberts Puji Proses Adaptasi Striker Timnas Piala AFF 2010)
“Sejak pertandingan hari pertama, saya sudah menurunkan mayoritas pemain muda. Hanya saat laga final saya menurunkan pemain senior lebih dulu di kuarter pertama, selanjutnya kami kombinasikan dengan pemain muda. Saya ingin ada regenerasi yang baik di tim ini,” kata Welliyanto Pribadi.
Sebelum kompetisi digelar, pelatih basket PON Jwa Timur ini optimistis timnya akan mempersembahkan gelar juara Seri II yang berlangsung di markas sendiri, GOR Kertajaya.
Gelar MVP Seri II juga menjadi bukti bahwa regenerasi pemain muda Surabaya Fever berhasil dengan baik pada pertandingan final.
Natasha Debby Christaline mencetak angka terbanyak dengan 21 poin.
Kemudian, Mega Putri dinobatkan sebagai MVP.
Mega Putri mengaku tidak percaya terpilih menjadi pemain terbaik di Srikandi Cup 2018 Seri II.
“Saya sebenarnya tidak percaya terpilih jadi MPV di seri II ini. Saya hanya berpikir tampil dengan sebaik-baiknya, menjaga performa dan percaya diri,” ujar pemain yang baru masuk Surabaya Fever tahun 2016 ini.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar