Jika melihat dari sisi perkembangan penyelenggara ajang balap sepeda, saya melihat Indonesia mulai belajar banyak. Organisasinya sudah bagus, kamar hotel oke, dan fasilitas yang diberikan untuk pebalap sudah sangat layak. J
ika dari sisi pebalap Indonesia, saya melihat sudah banyak pebalap-pebalap asal Indonesia yang ada di tim kontinental dalam negeri maupun luar. Hal itu bagus untuk tim nasional mereka.
Bagaimana cara Anda beradaptasi dengan tim baru?
Ini musim pertama saya di Interpro Stradalli Cycling. Cara saya beradaptasi ialah dengan bersyukur bisa bergabung dengan Interpro yang diisi oleh banyak pebalap internasional dari berbagai negara, seperti Norwegia, Jepang, Prancis, dan Eritrea.
(Baca juga: India Open 2018 - Jadwal Tanding 6 Wakil Indonesia pada Babak Perempat Final)
Adakah momen terbaik yang dialami ketika balapan?
Ya, tepatnya di Indonesia, ketika saya bertanding di Flores karena itu pertama kalinya saya memenangi perlombaan.
Di sana saya merasa bisa membuktikan skill saya kepada semua orang. Tak cuma itu, dalam setiap pertandingan disini selalu membuat saya kepanasan dan memiliki pengalaman yang berbeda untuk saya. Pokoknya sangat seru.
Adakah momen terburuk yang dialami ketika balapan?
Tentu, ketika saya masih muda dan masih naif. Saya tak serius dalam latihan dan saat tampil di Amerika dan Inggris, saya tak mendapatkan hasil bagus dan saya sangat kecewa akan hal itu.
Apakah Anda memiliki ritual khusus sebelum bertanding?
Saya tipe orang yang terorganisir. Tetapi, saya bukan orang yang religius. saya percaya dengan banyak latihan, menjalani rutinitas sehari hari, seperti bangun di pagi hari, melakukan pemanasan, dan sarapan bisa membuahkan hasil.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2.839 |
Komentar