Apalagi, dalam dua tahun terakhir, Indonesia dan Malaysia juga punya tren tersendiri pada Malaysia Masters. Berdasarkan catatan BWF, pasangan ganda putra Indonesia selalu berhasil naik podium kampiun dalam dua tahun terakhir.
Pada 2016, pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi juara ganda putra Malaysia Masters. Setahun kemudian, giliran pasangan Berry Angriawan/Hardianto yang meraih titel kampiun.
(Baca juga: Malaysia Masters 2018 - Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Prediksi akan Sulit Menghadapi Juara Dunia)
Sementara itu, dari kubu Negeri Jiran, satu gelar selalu berhasil mereka raih dari Malaysia Masters.
Tahun lalu, pasangan ganda campuran Tan Kian Meng/Lai Pei Jing menjadi jawara, sedangkan pada 2016, pemain tunggal putra legendaris tuan rumah, Lee Chong Wei, meraih gelar kelimanya dari Malaysia Masters.
Mengacu pada pengalaman bertanding dan faktor psikologis sebagai pemain tuan rumah, Goh/Tan mungkin lebih punya keuntungan.
Namun, menengok pada rangkaian kejutan yang ditorehkan Fajar/Rian selama berada di Axiata Arena, bukan berarti pasangan muda Merah Putih ini tak punya peluang.
Sekadar pengingat, Fajar/Rian berhasil menaklukkan pasangan unggulan keempat Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) pada babak kedua dengan 21-17, 21-17.
Dua hari berselang, tepatnya pada semifinal, giliran Conrad-Petersen/Kolding yang disingkirkan Fajar/Rian.
"Peluang pasti ada, pokoknya kami akan tampil habis-habisan," tutur Fajar.
Dilansir dari Tournament Software, duel antara Fajar/Rian dan Goh/Tan akan berlangsung pada Minggu (21/1/2018) sebagai partai terakhir.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar