Cabang olahraga bosleigh atau bobsled memang masih kalah pamor dengan olahraga musim dingin lain seperti ski air atau hoki es. Namun, olahraga ekstrim ini memiliki cerita tersendiri dalam Olimpiade Musim Dingin.
Cerita itu berasal dari tim bobsled asal Jamaika
Sepak terjang tim bobsled Jamaika dimulai saat mengikuti Olimpiade Musim Dingin di Alberta, Kanada, pada 1988. Banyak yang beranggapan bahwa keikutsertaan tim bobsled asal negara Bob Marley itu dianggap gila.
Bagaimana tidak? Jamaika adalah negara yang beriklim tropis. Sedangkan bobsled adalah olahraga yang membutuhkan es.
Apalagi, teknologi zaman dahulu tidak seperti sekarang yang bisa menciptakan es buatan, bahkan di negara tropis sekalipun seperti Jamaika.
(Baca juga: ABL 2017-2018 - Komentar Kapten CLS Knights Indonesia Setelah Kembali Gagal Menang)
Meski demikian, tim bobsled Jamaika pada saat itu berhasil menembus dinding pembatas.
Bermodalkan peralatan yang ada, Devon Harris dkk. nekat pergi ke Kanada hingga akhirnya berhasil lolos kualifikasi dan bertanding di putaran final Olimpiade Musim Dingin cabang bobsled di Alberta.
Walaupun Jamaika tidak terlalu berprestasi, tetapi setidaknya keempat atlet yang mewakili bobsled di tahun itu berhasili menginspirasi bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin.
Termasuk bagi negara yang tak memiliki musim dingin untuk mengikuti Olimpiade Musim Dingin.
Kisah inspiratif ini pun sampai diangkat ke layar lebar oleh sutradara, Jon Turteltaub. Sebuah film berjudul Cool Runnings pada 1993 menceritakan perjuangan keempat atlet, Harris, Chris Stokes, Dudley Stokes, dan Michael White pada Olimpiade Musim Dingin Alberta 1988.
(Baca juga: Rafael Nadal Bermain di Kooyong Jelang Australia Terbuka 2018)
Tercatat, Jamaika adalah negara tropis pertama yang mengikuti lomba di nomor bobsled pada Olimpiade Musim Dingin.
Adapun negara tropis yang pertama kali ikut serta Olimpiade Musim Dingin ialah Bolivia. Pada Olimpiade Cortina d’Ampezzo 1956, Bolivia mengirimkan atletnya, Rene Farwig untuk mengikuti cabor giant slalom.
Butuh Pelatih
Kini, tim bobsled Jamaika sedang mengalami kendala jelang bergulirnya Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, 9-25 Februari.
Hingga saat ini, mereka belum memiliki pelatih untuk tim putra maupun putri.
“Kami tentu membutuhkan pelatih untuk bisa bersaing mendapatkan medali,” tutur mantan atlet bobsled Jamaika, Harris.
Andai tim bobsled Jamaika urung bertolak ke Pyeongchang, tentu hal ini akan menyedihkan karena pesta olahraga musim dingin mendatang merupakan momentum 30 tahun debut tim bobsled Jamaika pada Olimpiade Musim Dingin.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2.833 |
Komentar