Penggunaan salbutamol memang diperbolehkan WADA, tapi harus melalui pernapasan saja atau menggunakan inhaler.
Para atlet yang mengidap asma bisa menggunakan inhaler dengan kadar salbutamol 1.600 mikrogram setiap 24 jam, tapi tak boleh melebihi 800 mikrogram dalam 12 jam.
Froome yang meraih perunggu time trial pada Olimpiade London 2012 dan Rio 2016 ini juga menyatakan tanggapan tentang kasus yang menimpanya melalui akun twitter resminya.
"Sangat sedih melihat pandangan yang salah tentang atlet dan penggunaan salbutamol. Saya berharap kejadian ini tak membuat atlet yang mengidap asma menjadi takut untuk menggunakan inhaler di situasi kritis karena takut dihakimi. Mengidap asma bukan sesuatu yang harus ditutupi," kicau Froome.
(Baca juga: Venus Williams Bebas dari Tuntutan Pidana)
Meskipun berdalih mengobati asma, Froome mendapatkan serangan dari istri pebalap sepeda Inggris, Bradley Wiggins, dan juga dari sesama pebalap, Tony Martin.
"Saya marah. UCI (Federasi Balap Sepeda Dunia) membuat standar ganda. Apabila pebalap dan tim lain yang terbukti, pasti sekarang orang itu sudah dihukum," ucap Martin.
Jika terbukti positif, Froome terancam mendapatkan hukuman tak boleh berkompetisi selama 12 bulan dan gelar juaranya di Vuelta a Espana 2017 bisa dicabut.
Kasus Salbutamol lain
Penggunaan salbutamol bukan hal baru di dunia balap sepeda. Beberapa pebalap sepeda telah terbukti positif dan mendapatkan hukuman.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Guardian, The Mirror, Times of London |
Komentar