"Kondisi saya memang tidak seratus persen, tentu saja rasanya berbeda di lapangan. Dari tekanan pukulannya beda. Mau mematikan bola enggak seperti biasanya," ujar Marcus.
"Biasanya saya bermain lebih cepat untuk mematikan lawan, tetapi sekarang harus mengolah dulu, lebih lama dan perlu usaha lebih. Tetapi, tidak apa-apa, saya akan tetap berusaha terus," kata Marcus.
Marcus/Kevin hari ini tampil dengan jersey berwarna kuning yang menjadi ciri khas mereka. Keduanya sering memakai jersey kuning ini di laga penentuan seperti laga final yang sering mereka menangkan.
Dua dari tiga laga yang mereka menangi di penyisihan ini pun secara kebetulan diraih saat mereka menggunakan jersey berwarna kuning.
(Baca juga: Tan Boon Heong Siap Kembali ke Timnas Malaysia)
Namun, mereka menyangkal ketika ditanya apakah jersey kuning ini merupakan jersey pembawa keberuntungan bagi pasangan yang dijuluki Minions ini.
"Ha-ha-ha, bukan (jersey keberuntungan) kok. Memang kami sudah tidak punya jersey lagi, sudah habis, belum dicuci," ucap Marcus sambil tertawa.
Kini Marcus/Kevin masih menanti calon lawan di semifinal. Sebagai runner-up grup A, keduanya akan bertemu dengan juara Grup A atau juara Grup B.
Namun, tergantung hasil undian yang akan berlangsung seusai pertandingan terakhir hari ini. Marcus/Kevin bisa saja bertemu kembali dengan Kamura/Sonoda, atau dengan juara Grup B, Liu Cheng/Zhang Nan (China).
Berikut kedudukan klasemen ganda putra di laga penyisihan grup BWF Superseries Finals 2017.
Grup A
1. Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang)
2. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (Indonesia)
3. Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark)
4. Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok)
Grup B
1. Liu Cheng/Zhang Nan (China)
2. Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)
3. Lee Jhe Huei/Lee Yang (Taiwan)
4. Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang)
Jadwal lengkap Dubai World Superseries Finals di KompasTV. #DubaiSSFKompasTV pic.twitter.com/C6VkIEjVMd
— KOMPAS TV (@KompasTV) December 13, 2017
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar