"Yang pasti, kapasitas mereka dan saling percaya mereka untuk bisa memberikan sesuatu kepada partnernya. Jadi, buangan bola terus posisi berdiri, segala macam itu, jadi lebih yakin untuk mengantisipasi lawan," ujar Eng Hian.
"Bagusnya Greysia bisa membawa dan mengatasi situasi seperti ini. Dia tahu kalau dia panik, partnernya akan lebih panik. Jadi, dia harus bisa menenangkan diri sendiri," ucap peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut.
Pada babak final, Greysia/Apriyani kembali akan berhadapan dengan pemain China.
Kali ini ialah unggulan satu turnamen, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Bagi kedua pasangan, ini merupakan pertemuan kedua. Sebelumnya, pada Prancis Terbuka 2017, Greysia/Apriyani menang dengan skor 21-5, 21-10 atas Chen/Jia.
"Kalau berbicara di sektor ganda putri, saat ini semua merata, tidak ada yang dominan. Jadi saya lebih melihat, siapa yang siap di lapangan secara mental dan teknis," ucap Eng Hian.
Pada laga final, Eng Hian mempersiapkan Greysia/Apriyani agar bermain lebih rileks.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar