Sebelumnya, Intanon mengatakan setelah mengalahkan Tai Tzu Ying (Taiwan) pada babak semifinal, dia merasa mendiang Raja menyaksikannya dari atas selama pertandingan berlangsung.
"Saya adalah atlet raja," ucap Intanon.
Tahun lalu, rekan senegara, Intanon, tunggal putra, Tanongsak Saensomboonsuk, meraih gelar superseries premier pertamanya pada turnamen yang sama.
Kemenangan Saensomboonsuk diraih beberapa hari setelah meninggalnya Raja Bhumibol pada 13 Oktober 2016. Saat itu, Saensomboonsuk berusia 26 tahun.
Pada hari yang sama di Kejuaraan Dunia Junior 2017, Yogyakarta, Kunlavut Vitidsarn menjadi tunggal putra pertama Thailand yang mendapat titel juara dunia.
Intanon dan Vitidsarn merupakan pebulu tangkis dari sekolah bulu tangkis Banthongyod.
"Raja Rama IX adalah sumber inspirasi bagi semua pebulu tangkis Thailand," kata Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) Khunying Patama Leeswadtrakul.
"Kami di BAT sangat berterima kasih kepadanya. Raja bermain bulu tangkis saat masih muda dan menjadi pelindung BAT," ucap Leeswadtrakul.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Bangkokpost |
Komentar