"Keputusan OCA mengesahkan delapan kelas kyorugi itu mengacu pada Olimpiade dan tidak lagi mengacu pada pelaksanaan AG sebelumnya," ucap Harry.
"Nomor-nomor yang disahkan itu resmi dipertandingkan pada Olimpiade Tokyo 2020. Saya tidak melihat ada kerugian karena nomor poomsae yang disebut sebagai andalan kita mendulang medali tetap dipertandingkan. Padahal, pada Olimpiade Tokyo 2020 tidak ada kategori poomsae," ucap Harry.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Ferdiansyah, menyatakan Indonesia harus mengikuti ketentuan tersebut dan langsung fokus pada persiapan atlet.
(Baca Juga: Begini Pandangan Hanis Saghara terhadap Sang Pelatih Indra Sjafri)
"Cabang-cabang sudah ditetapkan dan saya yakin Kemenpora melalui Satlak Prima sudah merancang cabang yang diprioritaskan meraih medali seperti yang pernah disampaikan di depan DPR, bulan lalu," kata Ferdiansyah.
"Jadi, tinggal menjalankan program sesuai skala prioritas tersebut. Apalagi, Kemenpora dan Satlak Prima sudah mengajukan anggaran ke DPR," ucapnya.
Ferdiansyah mengatakan dalam waktu tersisa masih banyak pekerjaan Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga bangsa Asia tersebut.
Tak hanya menyangkut persiapan penyelenggaraan, melainkan juga kesiapan infrastruktur yang tenggat waktu kian mendekati akhir tahun.
Sejauh ini, seusai SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Satlak Prima melanjutkan pemusatan latihan untuk 19 cabang yang diprioritaskan meraih medali emas di AG 2018.
Cabang-cabang itu terdiri dari panahan, akuatik, atletik, bulu tangkis, tinju, bridge, kano, balap sepeda.
Selain itu, ada jet ski, boling, paralayang, pencak silat, dayung, menembak, panjat tebing, taekwondo, angkat besi, dan wushu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara.net |
Komentar