Rencana tim nasional anggar menimba ilmu di Korea Selatan untuk persiapan SEA Games Malaysia 2017 tak kunjung mendapatkan respons dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
Penulis: Persiana Galih
Meski SEA Games digelar dua pekan lagi, mereka masih menunggu restu soal pemusatan latihan di Negeri Ginseng tersebut.
Pelatih kepala pelatihan nasional anggar, Willem Tarega, mengatakan bahwa timnya benar-benar memerlukan pemusatan latihan itu.
"Jujur saja, kami kekurangan lawan tanding. Kalau sampai tanggal 5 Agustus masih belum ada kabar, kami harus berusaha seadanya," kata Willem kepada BOLA.
Saat ini Satlak Prima masih merapikan proposal tim nasional anggar. Jika akhirnya Satlak Prima menyetujui rencana itu, tim nasional anggar tetap akan mengubah program awal mereka.
Soalnya, sisa waktu menjelang SEAG tak cukup untuk memenuhi rencana pelatnas anggar yang awalnya digelar selama sebulan di Korea Selatan.
Tak seperti cabang lain, sejak rutin menggelar pelatnas per April 2017, tim nasional anggar baru sekali menguji diri di luar negeri, yakni menghadiri Kejuaraan Dunia Anggar, 17-20 Juli.
Namun, lanjut Willem, hanya tiga atlet pelatnas yang berkesempatan mengikuti ajang itu.
"Sisanya memaksimalkan latihan di Indonesia," tutur dia.
Dengan kondisi minimnya peluang mereka ke Korea Selatan, Willem mengantisipasi lewat memperbanyak latihan tanding di internal pelatnas.
Tujuannya tak lain adalah memperbaiki mental 12 atlet anggar yang akan diterjunkan nanti.
Menunggu Peralatan
Pelatnas anggar tak hanya menunggu persetujuan pemusatan latihan di Korea Selatan. Mereka pun masih menanti peralatan dan perlengkapan latihan yang dijanjikan turun pada akhir Juli 2017.
"Katanya peralatan masih dalam proses pengiriman. Setelah peralatan datang, kami akan langsung membagikannya," ujar Willem.
Telatnya kedatangan alat tentu mengganggu agenda latihan mereka. Soalnya, sebanyak 12 atlet anggar mesti kembali beradaptasi dengan peralatan baru.
Namun, Willem enggan menganggap kondisi itu sebagai rintangan menuju target dua medali emas pada SEAG tahun ini.
"Kami tak boleh pesimistis. Harus optimistis karena kami sendiri yang menyiapkan program latihan mereka," kata dia.
Target tersebut jauh dari kemampuan Indonesia pada SEAG Singapura 2015.
Kala itu, anggar hanya duduk di peringkat kelima dari enam negara peserta dengan koleksi satu medali perak dan lima medali perunggu.
Juara umum anggar pada SEAG 2015 direbut Vietnam dengan koleksi 11 medali (delapan emas, dua perak, satu perunggu).
"Sepertinya Vietnam masih menjadi pesaing terberat apda SEAG Malaysia," tutur dia.
Anggar hanya menggelar enam nomor pada SEAG 2017, semuanya kategori perseorangan. Nomro beregu tak diselenggarakan.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.789 |
Komentar