Hal senada diucapkan pebalap Renault, Jolyon Palmer. Pebalap Inggris tersebut bahkan menyebut hal ini sebagai suatu kesalahan.
"Menurut saya, ini merupakan reaksi berlebihan dari masalah yang terjadi di balapan lain," kata Palmer.
"Sejak 1994, ada satu kecelakaan tragis di F1, tetapi pemakaian halo tidak akan menghentikan hal itu," kata dia lagi.
Pada 1994, pebalap Brasil, Ayrton Senna, mengalami kecelakaan saat balapan GP San marino dan akhirnya meninggal dunia.
Pada 2014, kecelakaan parah dialami pebalap Prancis, Jules Bianchi, saat menjalani balapan GP Jepang.
Setelah koma selama sekitar sembilan bulan karena luka parah di kepala, Bianchi akhirnya meninggal dunia.
Rekan setim Palmer, Nico Hulkenberg, menyoroti seberapa perlu halo dipasang di mobil F1.
"Saya tidak yakin bahwa penambahan alat pengaman memang diperlukan karena area lain terus berkembang dan kami sangat mempertimbangkan bentuknya," kata dia.
Meski mengungkapkan keberatan, Hulkenberg bisa menerima jika itu memang sudah menjadi keputusan FIA.
Para pebalap akan menjalani seri ke-11 musim ini di Hungaroring, Budapest, Hungaria, 28-30 Juli.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar