Photos from #InterNurnberg, the Nerazzurri's second pre-season friendly https://t.co/rdUUrIiylr #Brunico2017 #FCIM pic.twitter.com/rn1qmxRD63
— F.C. Internazionale (@Inter_en) July 15, 2017
Meski demikian, bukan berarti Erick menutup aktivitas bursa transfer Inter. Namun, dia menekankan bahwa klubnya harus membawa pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim.
Ia kemudian mencontohkan Danilo D'Ambrosio, bek kanan Italia yang direkrut Inter dari Torino pada Januari 2014.
"Kenapa kami membawa D'Ambrosio? Padahal dulu nggak banyak yang kenal. Akan tetapi, dia akhirnya jadi pemain tim nasional Italia. Kami bawa dia potensial dan saat itu Inter belum punya bek kanan sebagus dia," kata Erick.
"Dulu kami juga punya Hernanes. Namun, dalam perjalanannya, ternyata ada playmaker lain yang lebih baik. Kemudian Banega masuk. Eh, rupanya dia juga kurang sesuai dengan tim. Makanya kami rekrut Borja Valero," ucap dia.
Saat ini, aktivitas Erick sebagai Presiden Inter sudah tak seintens sebelumnya.
Hal itu tak terlepas dari kesibukannya mengurus persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Kendati begitu, Erick tetap memantau perkembangan skuat Inter.
"Mungkin bek kiri-kanan Inter bisa di-review. Kalau center back sudah cukup banyak, kami masih punya Miranda. Midfielder juga demikian," tutur Erick.
The #InterSummerTour is go! We had a huge turnout of Nerazzurri fans in Nanjing https://t.co/6ZFe7JLFR5 #InterIsComing #FCIM pic.twitter.com/WaRuhYSAuX
— F.C. Internazionale (@Inter_en) July 19, 2017
Erick mengakuisisi 70 persen saham Inter dari Massimo Moratti pada 2013. Ia kemudian ditunjuk menjadi pimpinan klub.
Selanjutnya, pada Juni 2016, mayoritas saham milik Inter dijual ke Suning Holdings Group yang dipimpin oleh taipan asal China, Zhang Jindong.
Sejauh ini, meski sudah tak lagi menjadi pemegang saham mayoritas, Erick masih menjabat sebagai presiden Inter.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar