Sementara di edisi 2013, Indonesia gagal melaju sebagai satu dari lima tim peringkat kedua terbaik.
Tim Merah-Putih kalah selisih gol kendati meraih 6 poin seperti Iran, Vietnam, Yaman, dan Uzbekistan. Ketika itu, daftar runner-up terbaik dipuncaki oleh Thailand, yang mengoleksi 7 poin.
Persiapan tim juga bisa menjadi modal kendati lawan juga tidak kalah baik dalam hal ini.
Selain mendapat pengalaman di kompetisi, Milla juga diberi kemewahan dalam rupa beberapa kali sesi pemusatan latihan.
“Milla sudah melakukan persiapan cukup lama dan tim sudah beberapa kali beruji coba. Milla punya materi pemain yang bagus. Secara tim memang masih ada kekurangan. Tapi, saya optimistis Milla bisa menyelesaikannya,” kata M. Zein Al Hadad, penyerang timnas tahun 1986 sampai 1989.
Dari uji coba, termasuk saat melawan Puerto Riko, Zein menilai timnas masih memiliki kelemahan pada penyelesaian akhir.
Transisi pemain juga menjadi problem karena hal itu menyebabkan gawang Indonesia beberapa kali mendapat ancaman yang seharusnya membuahkan gol bagi lawan.
“Tapi, pemain memiliki mental bertanding yang bagus. Mereka sudah mendapat jam terbang pertandingan di kompetisi. Harus diakui kebijakan PSSI bahwa klub harus menurunkan pemain muda di kompetisi sudah tepat,” ujarnya.
Mental bertanding yang dibutuhkan di kompetisi domestik maupun uji coba timnas tentu berbeda dengan laga internasional resmi.
Untuk itulah Milla bisa mendorong Evan Dimas dan Hansamu Yama sebagai pemimpin di dalam tim. Keduanya merupakan pemain yang tersisa dari skuat Merah-Putih di Kualifikasi Piala AFC U-23 2016.
"Kami siap!" kata Evan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.784 |
Komentar