Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pembuktian dari Materi Terbaik Timnas 10 Tahun Terakhir

By Minggu, 23 Juli 2017 | 09:55 WIB
Evan Dimas cs., harus mengantisipasi rapatnya jarak pertandingan
HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA
Evan Dimas cs., harus mengantisipasi rapatnya jarak pertandingan

Selasa, 31 Maret 2015. Evan Dimas cuma bisa melangkah gontai sembari menengadahkan kepala ke langit dengan mata tertutup. Rasa sakit di bahu jadi tak ada apaapanya dibandingkan kekecewaan di hati. 

Penulis: Andrew S./Gonang S./Ovan S.

Di bagian lapangan berbeda di Stadion Utama Gelora Bung Karno sore itu, kamera juga menangkap ekspresi Manahati Lestusen yang tertunduk lesu saat wasit Mohammed Abdulla Hassan dari Uni Emirat Arab meniupkan peluit akhir.

Kekalahan 0-4 dari Korsel membuat perjuangan dan kemenangan timnas U-23 Indonesia di dua laga awal menjadi tak berarti.

Tim asuhan Aji Santoso gagal melaju ke putaran final Piala AFC U-23 2016. Adam Alis cs pun tak berhak atas satu dari lima tiket sebagai runner-up terbaik karena hanya berada di peringkat keenam.

Kondisi dua tahun silam itu tentu mesti menjadi pelajaran bagi Indonesia di Kualifikasi Piala AFC U-23.

Seperti pada 2015, lawan terberat di fase grup kali ini juga akan dihadapi pada laga pamungkas dalam rupa Thailand, Minggu (23/7/2017).

Pelatih Luis Milla mesti betul-betul cermat menyiasati padatnya jadwal pertandingan.

Dua tahun silam, Aji menyebut anak buahnya sudah tidak bugar di laga terakhir karena hanya memiliki waktu istirahat sehari dari satu partai ke partai berikut. Evan Dimas saat itu seperti dipaksakan bermain melawan Korsel.

Milla mungkin bakal lebih beruntung dibandingkan Aji.

Eks gelandang Barcelona ini bisa jadi tak bakal kerepotan bila harus melakukan rotasi karena kemewahan materi yang dimilikinya. Setidaknya demikian yang dilihat sang pendahulu.

Baca Juga:

"Timnas U-22 saat ini punya materi terbaik dalam 10 tahun terakhir. Rata-rata usia pemain sangat pas dan banyak di antara mereka yang berpengalaman di kompetisi," ucap Aji.

Karenanya, pria yang kini diserahi tanggung jawab sebagai pelatih Arema FC tersebut optimistis Yabes Roni cs bisa melaju ke putaran final tahun depan.

"Peluang lolos tentu ada. Bila tidak menjadi juara grup, masih bisa mengharapkan runner-up terbaik," katanya.


Dengan satu partai tersisa di Grup H, Indonesia mengumpulkan 3 poin di peringkat ketiga setelah Thailand (4 angka) dan Malaysia (3).

Bila akhirnya gagal menjadi juara grup, Satria Tama cs setidaknya mesti meraih 7 poin. Itulah batas aman untuk lolos sebagai peringkat ketiga terbaik pada 2015.

 

Sementara di edisi 2013, Indonesia gagal melaju sebagai satu dari lima tim peringkat kedua terbaik.

Tim Merah-Putih kalah selisih gol kendati meraih 6 poin seperti Iran, Vietnam, Yaman, dan Uzbekistan. Ketika itu, daftar runner-up terbaik dipuncaki oleh Thailand, yang mengoleksi 7 poin.

Persiapan tim juga bisa menjadi modal kendati lawan juga tidak kalah baik dalam hal ini.

Selain mendapat pengalaman di kompetisi, Milla juga diberi kemewahan dalam rupa beberapa kali sesi pemusatan latihan.


Pelatih tim nasional U-22 Indonesia, Luis Milla (kiri) bersama staf pelatih duduk memantau para pemain mereka dari bench pinggir lapangan saat laga uji coba melawan PS Badung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (10/7/2017).(YAN DAULAKA/JUARA.NET)

“Milla sudah melakukan persiapan cukup lama dan tim sudah beberapa kali beruji coba. Milla punya materi pemain yang bagus. Secara tim memang masih ada kekurangan. Tapi, saya optimistis Milla bisa menyelesaikannya,” kata M. Zein Al Hadad, penyerang timnas tahun 1986 sampai 1989.

Dari uji coba, termasuk saat melawan Puerto Riko, Zein menilai timnas masih memiliki kelemahan pada penyelesaian akhir.

Transisi pemain juga menjadi problem karena hal itu menyebabkan gawang Indonesia beberapa kali mendapat ancaman yang seharusnya membuahkan gol bagi lawan.

“Tapi, pemain memiliki mental bertanding yang bagus. Mereka sudah mendapat jam terbang pertandingan di kompetisi. Harus diakui kebijakan PSSI bahwa klub harus menurunkan pemain muda di kompetisi sudah tepat,” ujarnya.

Mental bertanding yang dibutuhkan di kompetisi domestik maupun uji coba timnas tentu berbeda dengan laga internasional resmi.

Untuk itulah Milla bisa mendorong Evan Dimas dan Hansamu Yama sebagai pemimpin di dalam tim. Keduanya merupakan pemain yang tersisa dari skuat Merah-Putih di Kualifikasi Piala AFC U-23 2016.

"Kami siap!" kata Evan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA No.2.784


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X