Dua kasus pecah ban tidak menjadi kekhawatiran Ferrari. Ambisi mereka untuk meraih gelar juara dunia lagi benar-benar bisa pupus berkat kebangkitan Mercedes yang tak kuasa mereka bendung.
Penulis: Arief Kurniawan
Hal tersebut membuat kubu Mercedes gelisah.
Tidak ada yang salah dari usaha Ferrari di musim ini. Mereka cepat saat tes pramusim dan membuktikan kecepatannya selagi musim berjalan. Mercedes sempat kewalahan dalam banyak hal.
Namun, Mercedes punya fondasi bagus sejak 2014 yakni era mesin hibrida. Ketika mengalami masalah pada awal 2017 ini pun mereka cepat menemukan solusinya.
Begitu masalah sudah teratasi, mereka benar-benar tinggal landas menjauhkan diri dari Ferrari. Puncak dari masalah Mercedes terjadi pada GP Monaco. Waktu itu, terutama di mobil Lewis Hamilton, mereka tidak bisa mengoptimalkan penggunaan ban.
Ban belakang jadi mudah panas sehingga tidak ideal untuk dipakai balapan. Selain itu, sweet spot (masa optimal penggunaan ban pada suhu tertentu) juga belum mereka dapatkan.
Meski tak berubah secara drastis, regulasi 2017 terkait ban lebih besar dan bodi mobil juga lebih lebar membuat Mercedes lambat beradaptasi ulang. Ferrari menjadi tim pertama yang mampu mengoptimalkan regulasi tersebut.
Memburu titel lagi
Ketika bos Mercedes, Toto Wolff mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengatasi masalahnya, banyak yang mengira itu hanya ucapan untuk menyenangkan tim sendiri.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.784 |
Komentar