Ross ingin menyingkirkan anggapan bahwa partai ekshibisi hanyalah sebagai ajang pemanasan pemain. Karena itu, dimunculkan trofi agar bisa memotivasi tim peserta dan menghidupkan aura kompetisi.
Dengan wadah yang lebih berkelas, otomatis tim-tim kontestan juga bermain serius. Ross pun juga bisa leluasa “menjual” ICC.
Tiket terasa pantas dilabeli harga lebih tinggi ketimbang akses masuk pertandingan ekshibisi pada umumnya. Bahkan, rata-rata harga tiket mengalami kenaikan sebesar 3 sampai 4 persen per tahunnya.
Baca Juga:
- Timnas U-16 Tutup Kiprah di Piala AFF dengan Kemenangan
- Peter Odemwingie Menangkan MU, Semen Padang Curi Poin di Serui
- Puyol: Barcelona Seharusnya Tidak Rekrut Pique kalau...
Rekor
Penjualan hak siar juga lebih mudah. Sampai 2015, Relevent Sports disebut telah menjalin kerja sama dengan kanal televisi dari 169 negara!
Berkaca dari fenomena tadi, Ross boleh dibilang sukses mengubah stigma orang yang selama ini menganggap uji coba sebagai partai membosankan.
Bukti paling sahih adalah kehadiran 109.318 pasang mata di Michigan Stadium guna menyaksikan bentrokan Manchester United vs Real Madrid pada edisi 2014.
Duel tersebut masih menyandang rekor sebagai laga sepak bola yang dihadiri penonton terbanyak di Amerika Serikat. Tak cuma digelar di tanah Amerika, ICC kini telah berekspansi ke lain benua.
Tak heran jika jumlah penonton pun selalu naik dari tahun ke tahun. Pada edisi 2017, ICC dipanggungkan di Amerika Serikat, China, dan Singapura.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar