Faktanya, dari empat kekalahan yang diderita Napoli, semuanya ketika menghadapi tim dengan tiga bek.
Napoli kalah dua kali dari Atalanta (3-4-1-2), kemudian Juventus (3-5-2), dan Roma (3-4- 1-2).
Hasil imbang 0-0 juga terjadi ketika melawan Genoa yang memakai sistem tiga bek (3- 4-1-2).
Sarri sadar kondisi itu seperti kelemahan besar yang membedakan posisi mereka di posisi tiga dengan Juventus, sang juara, yang cuma terpaut lima poin.
Baca Juga:
- Apa Alasan Mourinho Pilih Lukaku daripada Lacazette?
- Silverstone Mungkin Tidak Lagi Jadi Venue GP Inggris Setelah 2019
- Jose Mourinho Pastikan Tiga Kiper Man United Akan Dirotasi
Sistem anyar yang coba dimatangkan oleh Sarri adalah 4-2-3-1.
Trio mini Jose Callejon, Dries Mertens, dan Lorenzo Insigne yang memimpin lini depan dalam sistem 4-3-3 musim lalu bakal mendukung seorang penyerang tengah murni.
Pemain itu bisa Arek Milik atau Leonardo Pavoletti, dengan mengorbankan satu gelandang tengah.
Skenario ini, menurut La Gazzetta dello Sport, hanya akan muncul di tengah pertandingan ketika Napoli mengalami kebuntuan. Modul anyar ini diharapkan bisa memberikan efek kejut bagi lawan.
Sinyal itu terlihat di laga uji coba perdana mereka melawan Bassa Anaunia, Rabu (12/7). Dalam kemenangan 17-0, 11 gol terjadi di babak kedua setelah Sarri mengubah sistem permainan timnya menjadi 4-2-3-1.
"Di atas kertas, kami adalah tim kuat. Namun, kami harus terus membuktikannya di atas lapangan," tutur Presiden Napoli, Aurelio Di Laurentiis, seperti dikutip La Repubblica.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar