Artinya, ketika Marquez menjadi juara pada 2013, 2014, dan 2016 dia memang didukung oleh kondisi motor yang bagus. Sedikit pengecualian terjadi pada 2016, di mana sesungguhnya Honda bukan motor terbaik.
Namun, Marquez pandai menjaga performa motor sehingga mengantarnya menjadi juara dunia.
Begitu pula pada 2012 di mana perpaduan Lorenzo-Yamaha sejak awal musim sulit dibendung. Jika Lorenzo finis balapan, hasilnya kalau tidak menang ya runner-up.
Tanda tanya besar justru terjadi tahun ini. Honda bukanlah motor terbaik dalam banyak hal. Marquez pun baru memastikan juara paruh musim tepat di seri ke-9. Pada seri ke-1 hingga ke-8 dia kewalahan.
Kalau pola ini berlanjut, di mana Yamaha dan Ducati memanfaatkan keunggulan masing-masing di tengah ketidakberdayaan Honda, Marquez bisa saja tersusul oleh Maverick Vinales (Yamaha) atau bahkan Andrea Dovizioso (Ducati).
Namun, seperti kata Crutchlow, hati-hati pula dengan indera keenam Marquez dalam menggali potensi Honda.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.783 |
Komentar