James Rodriguez multiguna lantaran bisa menempati sektor ofensif di sayap kanan, kiri, atau sebagai penyerang lubang di belakang striker utama - dalam hal ini Robert Lewandowski.
Dengan masuknya raja gol Piala Dunia 2014 itu, Ancelotti bisa tetap menggeber skema 4-3-3, 4-2-3-1, atau sistem lain dengan penyerang lubang (trequartista) karena kepiawaian James sebagai pemain 'nomor 10'.
James at Real Madrid
41 assists
— Champions League (@ChampionsLeague) July 11, 2017
36 goals
7 trophies #UCL pic.twitter.com/iDxScQYV5y
Komposisi itu akan membuat Thiago Alcantara lebih fokus sebagai pengatur distribusi bola di pusat lapangan guna mengisi lubang sepeninggal Xabi Alonso.
Masuknya James juga bisa mengembalikan Mueller lebih maju ke posisi sebagai penyerang semu guna mendongkrak produktivitasnya lagi.
Transformasi menggiurkan lain ialah menduetkan James-Mueller sejajar di belakang Lewandowksi dalam pola cemara 4-3-2-1.
Ya, skema pohon Natal itu kondang sebagai gacoan Ancelotti saat merengkuh sukses di AC Milan.
Keuntungan lain seperti dijelaskan Rummenigge tentu karena James akrab dengan sentuhan Ancelotti.
Baca Juga:
- Resmi Gabung Inter Milan, Borja Valero Pakai Nomor Warisan Alvaro Recoba
- 5 Alasan Romelu Lukaku Sempurna buat Manchester United
Juru taktik asal Italia itulah yang memboyong James dari AS Monaco dengan megatransfer 80 juta euro ke Madrid pada 2014.
Sang pemain pun menjalani periode 2014-2015 dengan catatan 17 gol dan 17 assist dalam 46 partai. Rapor tersebut ialah kinerja semusim terbaik bagi James selama berseragam El Real.
Dia kini datang ke Bayern dengan bekal 36 gol, 41 assist, dan 7 trofi di Madrid. Rekam jejak terlalu bagus buat ukuran pemain yang galau karena tak dijamin sebagai pilihan utama.
Throwback! Remember this amazing goal by James Rodríguez at the World Cup. pic.twitter.com/kaCO5a3VrK
— 433 Formation (@433Formation) July 11, 2017
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar