Lotere
Madridista pantas berterima kasih kepada sosok Pedro Vieira da Silva, kakek Marcelo yang terus memaksanya menyeriusi industri sepak bola sampai ia rela untuk mengambil kerja tambahan demi mengongkosi perjalanan menemani sang cucu ke tempat latihan.
Suatu ketika, Pedro hanya punya 25 sen di saku. Momennya buruk karena uang itu tidak cukup buat ongkos dua orang ke lokasi latihan Fluminense, tempat seleksi pemain muda yang hendak diikuti Marcelo belia!
Merasa beruntung, Pedro malah memasukkan uang 25 sen ke mesin lotere sebuah bar. Permainan lotre amat sederhana, memilih bendera.
Pedro memilih bendera Kroasia, yang terbukti pas dengan pilihan mesin lotere. Pedro memenangi uang 25 real, lebih dari cukup buat mengantar mereka berdua ke lokasi seleksi pemain Fluminense.
Selanjutnya adalah sejarah hebat. Marcelo lolos seleksi dan menjadi wonderkid sebelum pindah ke Los Blancos dengan tanggung jawab masif menjadi penerus Carlos.
"Tanpa peran kakek, saya tidak akan menjadi pesepak bola," tutur Marcelo, yang sebelumnya bercitacita menjadi pemadam kebakaran seperti sang ayah.
Jejak
Carlos memang tidak berpostur tinggi, hanya 168 cm. Tapi, untuk seorang Marcelo, bayang-bayang si mungil Carlos bak menyelimuti seluruh sisi kiri dari lapangan Bernabeu.
Bayangan itu terus menggelayuti sampai ia akhirnya menemukan spot sinarnya sendiri. Marcelo bisa tumbuh dari bocah kecil dengan beban besar, menjadi legenda baru Los Blancos yang sudah pasti akan memberikan beban lebih besar lagi bagi para calon penerusnya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.782 |
Komentar