Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik pada ajang yang digelar di Penang, Malaysia, tersebut. SSB Saswco pun menjadi wakil Asia Tenggara ke Global Final MUPC 2013 yang berlangsung di kamp latihan United di Carrington, Manchester.
“Rasanya seperti mimpi bisa bertanding di markas klub favorit saya. Ini benar-benar pengalaman paling berkesan bagi saya,” tutur pengidola Eka Ramdani itu.
Setia
Sepulangnya dari Manchester, Zola bergabung dengan Diklat Persib, yang saat itu ditangani pelatih asal Brazil, Jaino Matos. Ia digembleng di Diklat Persib bersama Febri Hariyadi serta sederet pemain muda lainnya yang sekarang menjadi bagian skuat Persib di Liga 1.
Setelah dua tahun ditempa di Diklat Persib, pada 2015 Zola dipromosikan ke tim senior bersama Febri dan Jujun Saefulah. Namun, Zola tidak langsung mendapat menit bermain.
Maklum, saat itu di posisi gelandang serang masih ada pemain senior sekelas Firman Utina serta Makan Konate. Ia baru diberi kesempatan main pada fase grup Piala Jendral Sudirman 2015 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Pada turnamen Indonesia Soccer Championship 2016, Zola juga lebih banyak duduk di bangku cadangan. Berbeda dari Febri yang mulai diberi kesempatan oleh pelatih Djadjang Nurdjaman.
Baca Juga:
- Menteri Pendidikan Italia Minta Kiper AC Milan Segera Lulus SMA
- Bek Anyar Newcastle Sempat Anggap Telepon dari Benitez Sebagai Lelucon
- Kiper Baru Torino Ungkap Perlakuan Buruk PSG
Zola baru mendapat banyak kesempatan pada kompetisi Liga 1, yang mewajibkan setiap klub untuk menurunkan pemain berusia di bawah 23 tahun.
“Saya senang diberi kesempatan bermain dengan para pemain senior. Awalnya memang sempat agak grogi, tapi selanjutnya makin nyaman,” sebut Zola.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar