Pembinaan
PT LIB tak ingin mengambil risiko besar jika menghentikan liga. Pada 2014 lalu operator liga sempat memberhentikan kompetisi lantaran timnas harus berlaga di Asian Games 2014 pada September.
Efeknya berlanjut hingga penyelenggaraan Piala AFF 2014. Kompetisi mangkrak hingga dua minggu sebelum Piala AFF yang digelar pada November.
Timnas pun tak bisa maksimal menggelar pemusatan latihan dan babak belur di ajang Asia Tenggara itu dengan tidak lolos fase grup.
Inkonsistensi PT LIB dan PSSI bisa jadi hanya pembinaan. Niat mencetak pemain muda secara masif berhenti di tengah jalan. Mimpi baik ingin memberikan jam terbang untuk pemain muda harus tertunda lagi.
Baca Juga:
- Real Betis Sukses Boyong Penyerang Buangan FC Barcelona
- Gabung Lyon, Striker Muda Ini Ucapkan Terima Kasih kepada Real Madrid
- Valencia Ikat Pemain Gratisan dengan Klausul Rp 1,5 Triliun
“Pembinaan memang hal wajib bagi setiap klub. Jangan jauh-jauh membandingkan Indonesia dengan Eropa. Lihat saja dulu Thailand dan Malaysia, yang sudah punya tim mudanya sendiri," ujar Tigor.
"Niat awal regulasi pemain U-23 memang ingin mencetak pemain muda yang masif. Hal itu memaksa klub untuk membuat tim U-19 sejak tidak ada lagi kompetisi U-21 dan usia di bawahnya."
"Saya melihat klub malah diuntungkan dengan regulasi pemain U-23 itu. Banyak pemain bagus muncul. Memang selalu ada kelebihan dan kekurangan dari setiap keputusan. Namun, penangguhan regulasi pemain U-23 ini menjadi yang paling baik."
"Selalu muncul pro dan kontra. Kalau kami tak menangguhkan regulasi pemain U-23, pasti muncul juga protes,” ujarnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar