Liga U-19 boleh dibilang menjadi angin segar bagi pembinaan sepak bola Indonesia. Pasalnya, kompetisi tersebut dinilai pas dibanding Liga U-21 untuk menghubungkan Piala Suratin U-17 maupun kompetisi U-15 yang nantinya bakal dibentuk.
Penulis: Ferry Tri Adi/Gonang Susatyo
Berbicara turnamen internasional, tentu kompetisi-kompetisi tersebut menguntungkan buat timnas Indonesia sendiri mengingat di level Asia Tenggara ada Piala AFF U-18, sementara di Asia ada Piala AFC U-19.
Namun, bukan berarti Liga U-19 bebas dari masalah. PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih harus melihat konsistensi klub peserta, yang kali ini merupakan tim-tim Liga 1. Pasalnya, klub-klub Liga 1 lumayan merogoh kocek dalam untuk membiayai tim U-19.
Khusus untuk Grup 1 dan 2 yang menjalani laga kandang serta tandang, biayanya tentu tak berbeda jauh dengan partai-partai yang dijalani tim senior.
Peserta dari Grup 1 dan 2 harus memikirkan akomodasi untuk partai tandang ataupun ketika menjadi tuan rumah. Apalagi biaya yang dikeluarkan tersebut belum tentu tertutup dari pendapatan.
Aspek pemasukan seperti tiket, hak siar, ataupun sponsor masih belum bisa diandalkan di Liga U-19. Kondisi serupa masih bakal menggelayuti jika PT LIB jadi menggelar Liga U-19 untuk tim di semua kasta, Liga 1 sampai 3.
“Tim-tim kini masih butuh persiapan. Kami masih melihat konsistensi mereka. Pasalnya, pergelaran perdana ini tentu butuh adaptasi," tutur Tigor Shalomboboy, Kepala Operasional PT LIB.
"Klub harus menyesuakan diri terhadap perubahan dari Liga U-21 ke U-19. Pembinaan usia muda ini rencananya tidak hanya buat tim Liga 1, tapi juga buat Liga 2 dan 3. Mungkin hal itu bisa terlaksana pada tahun kedua atau ketiga,” ujarnya.
Pernyataan ini seakan menjawab kritik atas pelaksanaan Liga U-19. PSSI sebelumnya menyebut tim U-19 musim ini tidak akan bisa berkompetisi lagi di tahun depan bila tim seniornya terdegradasi dari Liga 1. Hal ini dikhawatirkan memutus pembinaan yang sudah dilakukan oleh klub tersebut.
Perencanaan Matang
Salah satu klub Liga 2, PSS Sleman, menyambut positif pergelaran Liga U-19 kalau nantinya klub kasta kedua dan ketiga dilibatkan.
Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada, menegaskan andai saja hal itu terlaksana, pihaknya menginginkan Liga U-19 tak digelar di tengah jalan tim senior. Pasalnya, klub kudu merancang ulang Anggaran Pendapatan dan Belanja Klub (APBK).
Baca Juga:
- Bagaimana Rasanya Menjadi Cristiano Ronaldo?
- Tundukkan PV Sindhu, Tai Tzu Ying Melenggang ke Semifinal
- Revolusi China di Milan, Inter Tak Mau Ulangi Kesalahan
“Sebuah gagasan bagus, tapi Liga U-19 harus dipersiapkan secara matang dan ditata sehingga bisa berjalan dengan baik. Jangan sampai Liga U-19 dilaksanakan di tengah jalan,” ujar Rumadi.
"Kami sendiri jelas kesulitan kalau tidak direncanakan sejak awal kompetisi senior. Pasalnya, tentu biaya yang dikeluarkan di luar APBK kami," ucapnya.
PSS mengaku bakal mengalami bentrok jika Liga U-19 tidak direncanakan sejak awal musim tim senior. Super Elang Jawa masih memiliki tim U-17 yang berkompetisi di Piala Suratin.
“Persoalannya, tim Liga 2 yang memiliki tim junior sesungguhnya sudah berkompetisi di Piala Suratin. Kami punya tim U-17," ucap Rumadi.
"Bila ada tim U-19 juga maka kami akan memiliki tiga tim berbeda. Hal itu harus dirancang dengan baik pada awal musim,” katanya lagi.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar