"Seseorang tidak sepenuhnya menjadi diri sendiri ketika dia berbicara atas nama dirinya. Berilah dia topeng maka dia akan mengatakan yang sesungguhnya," kata penyair ternama asal Irlandia, Oscar Wilde.
Barangkali kutipan tersebut cocok disematkan untuk para pelakon maskot sejumlah negara peserta BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, 12-18 Juni lalu.
"Melihat orang lain senyum saat melihat saya menjadi maskot saja sudah senang. Apalagi, di kehidupan sehari-hari, saya tidak seheboh saat memakai pakaian maskot ini," ucap pria berkostum rubah yang ditugasi menjadi maskot tim Jepang.
Sebut saja pria itu Katsu, nama yang memang disematkan untuk maskot tim Jepang. Mengamini Katsu, pelakon Bio atau maskot tim Indonesia, pun merasa mantap dengan kostumnya tersebut.
"Entah kenapa bawaannya jadi lebih percaya diri. Baik saat bersama suporter di lapangan atau ketika menggodai SPG di stan sponsor," ucap Bio seraya tertawa.
Para pelakon memang meminta kepada JUARA untuk tidak disebutkan identitas aslinya. Mereka menganggap jika pekerjaan sampingan ini diketahui sekelilingnya, dirinya berpotensi menjadi bahan olok-olokkan.
Katsu tercatat sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Depok-yang juga enggan dia sebutkan namanya-. Sementara Bio kini tengah mempersiapkan diri untuk menempuh jenjang kuliah.
Debut dan honor
Bio dan Katsu memiliki riwayat panjang sebagai maskot. Di ajang bulu tangkis, kiprah mereka dimulai sejak Indonesia Open 2012!
"Awalnya kami bekerja sebagai maskot pada sebuah acara non-olahraga. Nah, panitia Indonesia Open rupanya kenal dengan penanggung jawab acara tersebut, lalu kami diajak bergabung," ucap Katsu.
Baca juga:
- Jonatan Gagal ke Perempat Final Australia Terbuka
- Kata Anthony Setelah Gagal Kalahkan Chen Long
- Praveen/Debby Juga Melaju ke Perempat Final Australia Terbuka
Kedua pelakon maskot tersebut kompak menjawab "cukup" saat ditanya mengenai honorarium.
"Cukup lah. Setiap tahun juga naik kok bayarannya. Ya, berkisar ratusan ribu Rupiah per hari," tutur Bio.
Sama seperti edisi-edisi sebelumnya, pada Indonesia Open 2017, para maskot sudah mulai sibuk sejak babak kualifikasi alias hari pertama kejuaraan.
Namun, pada empat hari pertama, mereka bertugas menjamu tamu, fans, dan suporter yang datang.
"Kami menghibur para tamu yang sedang melihat-lihat atau belanja di stan sponsor. Saat babak semifinal, kami baru bertugas di dalam (samping lapangan)," ujar Katsu.
Katsu memastikan bahwa setiap negara langganan semifinal dan final sudah disiapkan maskot masing-masing. Jadi, euforia partai-partai krusial bakal menjadi lebih terasa dengan tingkah polah para maskot.
Teman-teman Bio dan Katsu antara lain Si Loreng (Malaysia), Suju (Korea Selatan), Lung-Lung (China), Shinta (India), serta Ms Viking (Denmark).
Rubber game
Selain kompak menjawab saat ditanya menyoal honor, Bio dan Katsu juga padu ketika menceritakan lelahnya menjadi maskot. Dua kata yang mereka sebut adalah rubber game alias gim ketiga.
"Ya, saat laga harus ditentukan lewat rubber game, bukan hanya pemain, di situ tenaga kami juga terkuras," ucap Bio.
"Apalagi, saya yang biasa ditunjuk sebagai maskot tuan rumah Indonesia. Tentu dituntut lebih gereget dan energik," kata dia.
Peran maskot tim memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Lihat saja video yang dilansir dari dari akun instagram, @gawik, di atas.
Dengan tingkah lucu dan desain yang menarik, mereka dapat memberikan rekam jejak bagus buat para pemangku kepentingan, termasuk menciptakan citra apik buat Indonesia.
Maka, tidak heran banyak pebulu tangkis dunia yang menyatakan bahwa: "Indonesia Open adalah turnamen Super Series terbaik yang pernah ada".
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar