Pemuda kelahiran Surabaya ini juga menambahkan bahwa agar bisa berkompetisi di luar negeri, faktor mental akan berpengaruh sebesar teknik.
Hal ini ia pelajari dari dua kesempatan belajar di Spanyol, pertama bersama akademi Nike: The Chance pada 2012 dan kemudian bersama Espanyol.
"Pertama tiba dan bergaul dengan orang lokal, saya minder karena tidak bisa ngomong," tutur juara Piala AFF U-19 ini.
Ia pun memberi pesan kepada para anak-anak yang akan menekuni sepak bola.
"Jujur, sebelumnya, saya sering tidak masuk sekolah ketika pertama latihan bola. Setelah pulang saya menyadari bahwa sekolah itu penting. Pendidikan itu penting jangan sampai tidak digapai. Bisa berbicara bahasa Inggris itu penting, harus imbang antara pendidikan dan bermain bola," lanjut Evan.
Terakhir, ia meminta generasi penerusnya jangan rendah diri di lapangan karena pemain luar belum tentu lebih bagus. "Jika minder kemampuan kita pasti tidak keluar," tuturnya.
Jagoan Bola Giant untuk Indonesia merupakan ajang pencarian bakat yang akan bergulir di Palembang, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Dua pemenang akan mendapatkan kesempatan mengikuti program pelatihan selama satu musim di Espanyol.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar