Kendati awalnya mengaku tak nyaman bermain sebagai bomber, Silva tetap mampu menunjukkan potensinya.
Torehan 21 gol, plus 8 assist dalam 44 laga kompetitif bareng Porto di semua ajang pada 2016-2017 menjadi bukti.
Catatan bersama tim nasional Portugal juga keren, 7 gol dalam 9 penampilan.
Tak heran jika pada 12 Juni 2017, AC Milan rela menyetor dana sebesar 38 juta euro ke rekening FC Porto untuk mendapatkan jasa Silva.
Pemuda 21 tahun itu menjadi rekrutan termahal kedua I Rossoneri setelah Manuel Rui Costa.
Andre Silva adalah tipikal pemain Portugal yang dibekali teknik bagus. Pengalaman bermain sebagai gelandang dan sayap menempa kualitasnya dalam memegang bola.
Tetapi, ada alasan kenapa Silva didaulat pelatih Porto pada 2015-2016, Jose Peseiro, untuk mentas sebagai striker.
Ia punya naluri membunuh. Karakter Silva yang mampu membangun permainan dan mengkreasi peluang tampak cocok dengan filosofi pelatih Milan, Vincenzo Montella.
Baca Juga: Ini Kata Evan Dimas Soal Kans Timnas Indonesia Bermain Tiki-Taka
Sepanjang karier melatih, Montella seperti tak berjodoh dengan striker bertipe bomber murni.
Mario Gomez tak terpakai saat Montella membesut Fiorentina.
Carlos Bacca sempat menjadi andalan Montella di Milan. Tetapi, sang striker asal Kolombia itu sangat jarang terlibat dalam konstruksi serangan I Rossoneri.
Alhasil, ia sering diganti dan bahkan ditepikan ke bangku cadangan.
Artinya, ada potensi satu tempat untuk Silva di trisula ofensif Milan. Ia bisa berpartner dengan Bacca, atau justru akan menyingkirkan eks penyerang Sevilla itu.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar