Baca juga:
- Ko Sung-hyun, Bulu Tangkis, dan Rencana Jadi Pengajar
- Sony Dwi Kuncoro Berbagi Tugas dengan Istri di Dalam dan Luar Lapangan
- FIA Rilis Kalender Balapan F1 2018
Sebelum memulai tugasnya, Mahfud banyak membaca info seputar bulu tangkis. Dia juga mempelajari istilah teknis dalam bulu tangkis dan menghafal para pemain.
"Tahun pertama sebagai penerjemah, saya masih gugup. Tahun berikutnya, saya sudah mulai terbiasa dan siap secara mental. Pada 2015, saya mendapat kesempatan menerjemahkan wawancara Park Jo-bong (legenda bulu tangkis Korea Selatan)," ucap Mahfud.
"Pada 2016, saya membantu media untuk wawancara dengan mantan pemain tunggal putri dan ganda campuran Korea, Ra Kyung-min. Tidak menyangka bisa bertemu dengan pemain lama," ujar Mahfud.
Salah satu pengalaman yang berkesan bagi pria berusia 25 tahun itu yakni saat sesi konferensi pers pemain spesialis ganda Korea, Lee Yong-dae, yang memiliki banyak penggemar di Indonesia.
"Saat itu, ada media yang menanyakan apa hadiah paling berkesan bagi Lee dari penggemar dan Lee menjawab sambil tersenyum. Biasanya karakter pemain Korea cenderung tertutup sehingga mereka hanya mau menerima pertanyaan seputar pertandingan," ucap Mahfud.
"Ternyata, Lee dengan senang hati menjawab pertanyaan tersebut. Suasana konferensi jadi semakin ramai," ujar Mahfud.
Mahfud harus berhati-hati saat menyampaikan pertanyaan dari media kepada atlet. Dia juga harus membuat nara sumber nyaman saat menjawab pertanyaan.
"Saya sebenarnya tipikal pendiam. Dengan menjadi penerjemah, saya harus banyak bicara dengan orang baru dan itu menjadi tantangan tersendiri," ujar pria asal Madiun ini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar