Turnamen bulu tangkis BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation sudah berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, 12-18 Juni lalu.
Selama turnamen, panitia pelaksana menyiapkan berbagai hal. Antara lain, kesiapan venue, stan makanan, stan hiburan, takjil gratis, dan banyak lagi.
Mereka juga menyiapkan sarana dan prasarana pendukung para peliput yang tersedia di media center.
Di media center, para peliput tidak hanya bisa bekerja, menyaksikan pertandingan, dan menikmati makanan dan minuman yang disediakan panitia pelaksana.
Media juga dibantu dengan kehadiran penerjemah bahasa asing selama turnamen berlangsung.Meskipun bahasa Inggris menjadi bahasa internasional, masih banyak sejumlah atlet dunia yang menggunakan bahasa negara masing-masing.
Karena itu, panitia menyiapkan tiga penerjemah bahasa yakni Korea, Jepang, dan Mandarin (China). Para pemain dari tiga negara ini rata-rata paling banyak dicari oleh para jurnalis peliput untuk melakukan wawancara.
Salah satu penerjemah yang berpartisipasi pada Indonesia Open tahun ini adalah Mahfud Nurhuda.
Bagi Mahfud, ini merupakan tahun keempat dia menjadi penerjemah pada turnamen level superseries premier ini setelah 2014, 2015, dan 2016.
"Awalnya, saya menyukai olahraga bulu tangkis. Pada 2013, saya mendapat info dari senior bahwa sebuah konsultan Public Relation (PR) di Jakarta membutuhkan penerjemah bahasa Korea," kata Mahfud kepada JUARA di JCC, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Saat itu, saya tidak bisa menerima tawaran tersebut sehingga senior saya yang mendapat job. Tahun berikutnya, saya dipanggil ke kantor PR tersebut untuk menjalani wawancara seputar bulu tangkis dan saya diterima," tutur alumnus Universitas Indonesia jurusan bahasa Korea ini.
Baca juga:
- Ko Sung-hyun, Bulu Tangkis, dan Rencana Jadi Pengajar
- Sony Dwi Kuncoro Berbagi Tugas dengan Istri di Dalam dan Luar Lapangan
- FIA Rilis Kalender Balapan F1 2018
Sebelum memulai tugasnya, Mahfud banyak membaca info seputar bulu tangkis. Dia juga mempelajari istilah teknis dalam bulu tangkis dan menghafal para pemain.
"Tahun pertama sebagai penerjemah, saya masih gugup. Tahun berikutnya, saya sudah mulai terbiasa dan siap secara mental. Pada 2015, saya mendapat kesempatan menerjemahkan wawancara Park Jo-bong (legenda bulu tangkis Korea Selatan)," ucap Mahfud.
"Pada 2016, saya membantu media untuk wawancara dengan mantan pemain tunggal putri dan ganda campuran Korea, Ra Kyung-min. Tidak menyangka bisa bertemu dengan pemain lama," ujar Mahfud.
Salah satu pengalaman yang berkesan bagi pria berusia 25 tahun itu yakni saat sesi konferensi pers pemain spesialis ganda Korea, Lee Yong-dae, yang memiliki banyak penggemar di Indonesia.
"Saat itu, ada media yang menanyakan apa hadiah paling berkesan bagi Lee dari penggemar dan Lee menjawab sambil tersenyum. Biasanya karakter pemain Korea cenderung tertutup sehingga mereka hanya mau menerima pertanyaan seputar pertandingan," ucap Mahfud.
"Ternyata, Lee dengan senang hati menjawab pertanyaan tersebut. Suasana konferensi jadi semakin ramai," ujar Mahfud.
Mahfud harus berhati-hati saat menyampaikan pertanyaan dari media kepada atlet. Dia juga harus membuat nara sumber nyaman saat menjawab pertanyaan.
"Saya sebenarnya tipikal pendiam. Dengan menjadi penerjemah, saya harus banyak bicara dengan orang baru dan itu menjadi tantangan tersendiri," ujar pria asal Madiun ini.
Sebagai penggemar bulu tangkis, Mahfud mengaku penasaran dengan kiprah timnas bulu tangkis Korea setelah ditinggalkan Lee, Yoo Yeon-seong, dan Ko Sung-hyun. Ketiga pemain ini memutuskan pensiun setelah Olimpiade Rio 2016.
Yoo bahkan memutuskan gantung raket beberapa hari sebelum Piala Sudirman digelar di Gold Coast, Australia, 21-28 Mei lalu.
"Di luar dugaan dengan pemain baru mereka bisa menjuarai Piala Sudirman. Ko saja saat konferensi pers kemarin sampai kaget dengan keberhasilan tersebut," tutur Mahfud.
Demi menjadi penerjemah pada Indonesia Open, Mahfud rela mengambil cuti dari pekerjaannya selama lima hari dan pulang hingga larut malam.
"Bersyukur perusahaan tempat saya bekerja memberi izin cuti. Saya menikmati pekerjaan ini karena bisa sekaligus mengetahui perkembangan bulu tangkis dunia," kata Mahfud.
Tahun depan, Mahfud berencana ambil bagian lagi sebagai penerjemah. Namun, dia masih harus menyesuaikan jadwal turnamen dengan aktivitasnya sebagai seorang karyawan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar