Penampilan juara dunia 2013 dan juara All England 2012-2014 ini solid sejak gim pertama. Meski sempat tertinggal di awal gim kedua, mereka mampu membalikkan keadaan dan akhirnya menjadi juara.
Tontowi/Liliyana menunjukkan levelnya sebagai pemain dunia yang bermental juara.
"Kami bersyukur bisa juara. Sebelumnya, kami menjadi juara dunia dan juara All England, tapi tidak bisa juara di negeri sendiri," ucap Tontowi yang merupakan runner-up Indonesia Terbuka bersama Liliyana pada 2011 dan 2012 ini.
Sementara itu, Zheng/Chen yang masih berusia 20 tahun dan 19 tahun memang kalah pengalaman. Akan tetapi, pemain muda ini dipastikan bakal menjadi salah satu pasangan yang mendominasi.
Bagaimana dengan pelapis Tontowi/Liliyana, Praveen Jordan/Debby Susanto yang terakhir kali meraih gelar juara pada All England 2016?
"Sebenarnya, waktu mereka untuk menggantikan Owi/Butet adalah sekarang. Namun, mereka masih membutuhkan kematangan untuk menghadapi masa-masa kritis di lapangan. Mereka masih membutuhkan proses," ucap Richard.
Selanjutnya, para pebulu tangkis Indonesia akan melanjutkan perburuan gelar pada Australia Terbuka yang digelar di Sydney Olympic Park Sports Center, 20-25 Juni.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.778 |
Komentar