Portugal mendapati persaingan berat di Grup A Piala Konfederasi 2017. Ajang pemanasan sebelum Piala Dunia 2018 itu juga menghasilkan kecemasan mengenai campur tangan berlebihan dalam hal teknologi.
Penulis: Christian Gunawan
Portugal dua kali gagal mempertahankan keunggulan ketika berhadapan dengan Meksiko di laga pertama Grup A.
Gol Ricardo Quaresma pada menit ke-34 bisa disamakan Javier “Chicharito” Hernandez tiga menit sebelum turun minum.
Seleccao mendekat lagi ke tiga angka via gol Hectos Soares empat menit sebelum waktu normal habis.
Namun, semenit setelah injury time, Hector Moreno membuat skor imbang 2-2.
Setelah partai yang digelar pada Minggu (18/6) itu, kapten Cristiano Ronaldo tak merasa Portugal harus merasa panik.
“Bukan hasil yang kami inginkan. Namun, tak perlu ada kekhawatiran. Semuanya tampak bagus saat unggul 2-1, tetapi inilah sepak bola,” ucap Ronaldo dikutip Eurosport.
"Kini, kami mesti berkonsentrasi kepada laga berikut. Jika menang di partai berikut, kami bisa lolos dari grup. Kami harus yakin memiliki peluang besar,” kata Ronaldo.
Walau tak seberpengaruh biasanya, pemain berusia 32 tahun itu terpilih menjadi pemain terbaik laga di Kazan Arena, Kazan, itu.
Cristiano Ronaldo tampil di Rusia 2017 setelah mendapatkan dugaan pengemplangan pajak saat bermain di Real Madrid. Eks pemain Manchester United itu menyangkal telah melakukan pelanggaran hukum itu.
Hasil 2-2 membuat kubu Meksiko yakin telah berhasil menahan pergerakan pemain terbaik dunia itu.
“Kami mengimbangi juara Eropa dan bisa menciptakan peluang, tetapi gagal membuat penyelesaian akhir. Kami dapat meredam Cristiano Ronaldo. Kami mencatat penguasaan bola hampir 60 persen. Tim ini layak mendapatkan pujian untuk penampilan dan cara kami meladeni juara Eropa,” tutur Juan Carlos Osorio, pelatih Meksiko, di FIFA.com.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar