Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Generasi Baru Petenis Milenial

By Sabtu, 17 Juni 2017 | 15:56 WIB
Jelena saat berpose sambil memegang trofi Suzanne Lenglen didepan patung Suzanne Lenglen pada hari ke-15 Prancis Terbuka 2017. di Rolland Garros, 11 Juni 2017.
ALEX PANTLING/GETTY IMAGES
Jelena saat berpose sambil memegang trofi Suzanne Lenglen didepan patung Suzanne Lenglen pada hari ke-15 Prancis Terbuka 2017. di Rolland Garros, 11 Juni 2017.

"Ia pemain yang berbeda. Jelena sering bermain bagus dan saat hal itu terjadi tak ada satupun yang bisa mengalahkannya. Ia hanya berusaha untuk terus bermain bagus dan menjaga diri dari cedera karena pada dasarnya Jelena tipe petenis yang selalu bergerak dan tidak bisa diam," ucap pelatihnya.

Bakat Sejak Kecil

Tipe orang yang tak bisa diam memang melekat pada diri anak pasangan Jelena Jakovleva dan Jevgenijs Ostapenko ini. Lahir dari orang tua yang doyan olahraga, Ostapenko kecil sejak berusia 5 tahun sudah dilatih mengayun raket.

"Saya ingat ketika masih sangat muda, berusia 7 atau 8 tahun, ia sudah bermain tenis dengan ibunya di klub tenis yang sama tempat saya berlatih," ujar Agnese Rozite, salah satu teman dekat, dikutip dari Worldtennismagazine.com.

"Sejak kecil ia sudah menunjukkan bakat. Namun, tetap saja tak ada yang menyangka bahwa seorang petenis dari Latvia bisa menjadi juara grand slam. Kini semua orang di Latvia percaya bahwa siapapun bisa mencetak sejarah dan apa yang dilakukan Jelena sangat menginspirasi anak-anak di Latvia," ujarnya.

Rozite menceritakan pula karakter cewek kelahiran 8 Juni 1997 itu yang tak bisa diam dan ingin segala sesuatu dengan cepat sangat berpengaruh pada cara dirinya bermain tenis.

"Ia tipe petenis yang ingin segera masuk ke lapangan, lalu bertanding, dan menghasilkan poin dengan cepat, kemudian sebisa mungkin menang pula dengan cepat. Oleh sebab itu, jika ada petenis yang ingin mengajaknya bermain reli, ia sebaliknya. Jelena ingin menyudahi dengan cepat," katanya.

Hal itu dibuktikan saat petenis dengan tinggi badan 177 cm itu mengalahkan Simona Halep di final Prancis Terbuka. Saking cepatnya ingin menuntaskan laga itu, ia mencetak 54 pukulan winner serta 54 kali pula melakukan unforced error. Prinsipnya, demi mengalahkan lawan, Ostapenko siap akan risiko gagal.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA No.2.777


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X