Wajar kalau Guerreiro punya pengagum. Performanya di Euro 2016 plus bersama Borussia Dortmund sepanjang 2016-2017 membuatnya digadang-gadang sebagai salah satu pemain muda berbakat di dunia saat ini.
Dengan kualitas yang ia miliki, pemain berusia 23 tahun itu berpotensi memperlihatkan sinarnya sepanjang Piala Konfederasi di Rusia.
Andai terealisasi, bakal semakin banyak saja klub yang tergiur menggunakan jasa Guerreiro.
POLL RESULTS. 83% of respondents believe Raphaël Guerreiro should play at left-back for Portugal instead of in midfield. pic.twitter.com/2ezprrNmIv
— Rui Miguel Martins (@futebolfactory) April 15, 2017
Mantan pemain Lorient itu mungkin akan menolak setiap tawaran yang datang padanya seusai turnamen ini. Hal itu juga bisa diikuti banyak pemain lain yang manggung di Piala Konfederasi 2017.
Alasannya adalah para pemain seperti Guerreiro mengincar tempat di timnas untuk PD 2018, ajang yang lebih prestisius dari Piala Konfederasi. Untuk bisa dipanggil membela negara, seorang pesepak bola wajib tampil impresif di klub secara konsisten.
Logikanya, akan lebih mudah bagi pemain mempertahankan permainan atau malah beraksi lebih baik lagi jika masih membela klub yang saat ini diperkuat.
Mereka tak perlu menghabiskan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, situasi yang kudu dilakukan jika berganti klub. Dalam kasus Guerreiro, kualitas permainannya bisa terjaga bersama Dortmund.
Hal ini yang tidak bisa digaransi andai ia bertukar klub usai Piala Konfederasi 2017. Bagaimana dengan Bernardo Silva, Andre Silva, dan Moreno, yang memiliki klub baru sebelum Piala Konfederasi?
Waktu adaptasi mereka jelas lebih banyak daripada pemain yang berganti klub seusai turnamen.
Pekerjaan rumah ketiganya kini adalah bagaimana dapat sesegera mungkin nyetel dengan klub anyar masing-masing demi mendapatkan jatah satu dari 23 pemain negara bersangkutan di PD 2018.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar