Luis Figo pada 2000, Michael Ballack 2002, Wayne Rooney 2004, Fabio Cannavaro 2006, dan James Rodriguez 2014. Mereka adalah beberapa pemain bintang yang berganti klub seusai tampil gemilang di Piala Dunia atau Piala Eropa pada edisi yang sama dengan tahun kepindahan.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Figo meninggalkan Barcelona demi Real Madrid setelah gelaran Euro 2000. Ballack bergabung dengan Bayern Muenchen seusai membela Jerman di Piala Dunia 2002.
Rooney hijrah dari Everton ke Manchester United dengan membawa status salah satu pemain dalam Team of the Tournament di Euro 2004.
Cannavaro berlabel Pemain Terbaik PD 2006 ketika pindah dari Juventus ke Madrid. James dipinang Madrid setelah pulang dari PD Brasil 2014 dengan menggondol trofi pencetak gol terbanyak turnamen itu.
Intinya, kompetisi antarnegara kerap dipakai klub-klub sepak bola untuk memantau para pemain potensial.
Bila ada pemain bersinar, klub tak ragu mengucurkan dana besar demi mendapatkan bintang yang mereka inginkan. Namun, tren tersebut tidak berlaku di Piala Konfederasi.
Sejak ajang ini resmi dilaksanakan pada 1992, tercatat tidak ada bintang yang berganti klub seusai membela negaranya di turnamen tersebut.
Bila hanya mencocokkan tahun kepindahan dengan tahun terselenggaranya Piala Konfederasi, memang ada beberapa nama besar yang punya klub baru. Ricardo Kaka dan Neymar contohnya. Kaka meninggalkan AC Milan demi Madrid pada 2009.
Pun begitu dengan Neymar, yang hijrah dari Santos ke Barcelona pada 2013. Hanya, kepindahan Kaka dan Neymar ke klub baru masing-masing terjadi sebelum membela Brasil di Piala Konfederasi edisi tersebut.
Baca Juga:
- Antara Francesco Totti dan Choirul Huda
- Menilik Tingkah Polah Didier Zokora Selama di Indonesia
- Parma Selangkah Lagi Promosi ke Serie B
Hal serupa terjadi tahun ini. Sejumlah pemain yang akan berpartisipasi di Piala Konfederasi 2017 telah memiliki klub baru.
Mereka di antaranya adalah duo Portugal Bernardo Silva (AS Monaco ke Manchester City) dan Andre Silva (Porto ke Milan), serta pemain Meksiko, Hector Moreno (PSV ke Roma).
Tiket Piala Dunia
Peluang terjadinya transfer pemain yang berlaga di Piala Konfederasi 2017 kecil, tapi bukan mustahil terjadi. Lagi pula, ada beberapa partisipan yang belakangan santer diminati klubklub lain. Raphael Guerreiro misalnya.
Bek kiri tim nasional Portugal itu disebut-sebut target dari Real Madrid dan Liverpool. Kapten Portugal yang juga megabintang milik Madrid, Cristiano Ronaldo, pernah mengungkapkan harapannya bisa menjadi rekan setim dengan Guerreiro di El Real.
"Mungkin di antara rekan-rekan saya di timnas Portugal, saya ingin bermain dengan Guerreiro di Madrid," ujar Ronaldo kepada Majalah 11 Freunde.
Wajar kalau Guerreiro punya pengagum. Performanya di Euro 2016 plus bersama Borussia Dortmund sepanjang 2016-2017 membuatnya digadang-gadang sebagai salah satu pemain muda berbakat di dunia saat ini.
Dengan kualitas yang ia miliki, pemain berusia 23 tahun itu berpotensi memperlihatkan sinarnya sepanjang Piala Konfederasi di Rusia.
Andai terealisasi, bakal semakin banyak saja klub yang tergiur menggunakan jasa Guerreiro.
POLL RESULTS. 83% of respondents believe Raphaël Guerreiro should play at left-back for Portugal instead of in midfield. pic.twitter.com/2ezprrNmIv
— Rui Miguel Martins (@futebolfactory) April 15, 2017
Mantan pemain Lorient itu mungkin akan menolak setiap tawaran yang datang padanya seusai turnamen ini. Hal itu juga bisa diikuti banyak pemain lain yang manggung di Piala Konfederasi 2017.
Alasannya adalah para pemain seperti Guerreiro mengincar tempat di timnas untuk PD 2018, ajang yang lebih prestisius dari Piala Konfederasi. Untuk bisa dipanggil membela negara, seorang pesepak bola wajib tampil impresif di klub secara konsisten.
Logikanya, akan lebih mudah bagi pemain mempertahankan permainan atau malah beraksi lebih baik lagi jika masih membela klub yang saat ini diperkuat.
Mereka tak perlu menghabiskan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, situasi yang kudu dilakukan jika berganti klub. Dalam kasus Guerreiro, kualitas permainannya bisa terjaga bersama Dortmund.
Hal ini yang tidak bisa digaransi andai ia bertukar klub usai Piala Konfederasi 2017. Bagaimana dengan Bernardo Silva, Andre Silva, dan Moreno, yang memiliki klub baru sebelum Piala Konfederasi?
Waktu adaptasi mereka jelas lebih banyak daripada pemain yang berganti klub seusai turnamen.
Pekerjaan rumah ketiganya kini adalah bagaimana dapat sesegera mungkin nyetel dengan klub anyar masing-masing demi mendapatkan jatah satu dari 23 pemain negara bersangkutan di PD 2018.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar