Regulasi marquee player tak selamanya membawa dampak positif kepada setiap klub yang menggunakan jasa pemain kategori ini. Hanya segelintir nama yang benar-benar mengangkat prestasi tim, salah satunya Mohamed Sissoko di Mitra Kukar.
Penulis: Indra Citra Sena/Suci Rahayu
Sissoko menuturkan pengalamannya menjalani bulan Ramadan di Indonesia serta alasan unik di balik keputusan menerima pinangan Mitra Kukar kepada BOLA. Berikut adalah petikan wawancara eks gelandang Liverpool dan Juventus ini.
Anda sudah sebulan lebih merumput di Indonesia. Bagaimana kemajuan adaptasi Anda di Mitra Kukar?
Kesan pertama adalah nyaman. Saya merasa senang bisa bermain di Liga 1. Rekan setim saya juga sangat baik. Klub ini memberikan kepercayaan besar sehingga saya sangat bahagia membela Mitra Kukar.
Saya memang masih beradaptasi dengan kondisi di sini, termasuk cuaca yang cukup panas, tapi hal itu tak menjadi masalah karena keberadaan rekan-rekan yang suportif. Mitra Kukar memberikan cinta dan itu membuat saya bersemangat untuk membalasnya di atas lapangan.
Baca juga:
- Vietnam Gagal Menang, Myanmar Pesta Gol saat Tandang
- Argentina Gelontor Setengah Lusin Gol ke Gawang Singapura
- Gelandang Persija Main Penuh, Nepal Ditahan Yaman
Bisakah Anda menjelaskan hubungan dengan pelatih Jafri Sastra?
Jafri Sastra adalah pelatih bagus. Dia pribadi yang menyenangkan dan jago meningkatkan rasa percaya diri pemain. Saya rasa kemampuan itu berguna untuk perkembangan pemain lokal.
Saya juga sering mengobrol dengan coach Jafri. Hubungan kami sangat positif dan dia banyak memberi masukan buat saya, begitu pula sebaliknya. Saya merasa senang bisa bekerja sama dengannya di Mitra Kukar.
Apakah Anda sudah menyempatkan berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia saat libur latihan? Anda sudah ke mana saja?
Saat ini belum sempat berlibur. Saya masih belum punya banyak waktu libur. Saya harus memainkan banyak pertandingan, tapi saya masih memiliki banyak waktu di Indonesia. Yang jelas saya masih menunggu kesempatan untuk bisa menikmati keindahan negara ini.
Sudahkah Anda mencicipi makanan Indonesia atau Kalimantan? Bisa disebutkan beberapa?
Makanan Indonesia sangat lezat. Sejauh ini yang menjadi favorit saya adalah nasi goreng. Menu ini luar biasa enaknya. Saya juga sudah mencicipi beberapa makanan lokal di Tenggarong. Saya lupa namanya, namun menurut saya yang paling enak tetap saja nasi goreng.
Sudahkah Anda mempelajari Bahasa Indonesia atau bahasa lokal? Siapa rekan setim yang mengajari Anda?
Bahasa lokal di Tenggarong masih belum, tapi pelan-pelan saya sudah belajar Bahasa Indonesia. Saya sudah bisa mengucapkan beberapa kata seperti “terima kasih”, “sedikit-sedikit”, “bagus”, dan “semua”. Masih banyak yang harus saya pelajari.
Berapa lama Anda ingin bermain di Mitra Kukar? Apakah Anda punya rencana bermain di negara lain sebelum pensiun?
Saya masih belum memikirkan itu. Saya punya satu tahun kontrak dengan Mitra Kukar dan saya memilih fokus menyelesaikannya. Saya tak ingin terlalu jauh memikirkan apa yang akan terjadi di tahun depan.
Saya pikir masih belum waktunya pensiun. Saya merasa masih muda dan masih bisa menikmati permainan sepak bola. Saya akan memberikan 100 persen kemampuan saya sebagai balas jasa kepada orang-orang yang sudah memberikan rasa percaya diri selama bermain di sini.
Bagaimana dengan istri dan anak-anak Anda? Akankah mereka datang ke Indonesia dan tinggal dengan Anda di sini?
Tentu saja mereka akan datang ke Indonesia menyusul saya, tapi sekarang anak saya masih sekolah. Kemungkinan setelah liburan mereka akan datang. Kehadiran mereka akan membuat saya lebih nyaman berada di sini. Itu sudah pasti.
Logo Mitra Kukar menyerupai bendera nasional Anda, Mali. Apakah Anda menyadarinya atau memang inilah alasan Anda menerima pinangan Mitra Kukar?
Benar sekali. Logo Mitra Kukar memang mirip dengan bendera di negara saya. Istri saya juga bilang seperti itu. Jadi, saya merasa seperti bermain di Mali lagi.
Saya pernah bermain di tim nasional Mali selama beberapa tahun dan periode itu adalah pengalaman yang luar biasa.
Bagaimana perasaan Anda menjalani bulan Ramadan di Indonesia? Bukankah ini pengalaman pertama Anda bermain sepak bola di negara yang mayoritas muslim di luar Mali?
Pengalaman pertama puasa di Indonesia sungguh menyenangkan. Saya sangat menikmatinya dan sepertinya sangat mudah karena di sini saya dengan mudah bisa menemukan masjid untuk sholat dan jaraknya tidak terlalu jauh dari stadion atau tempat latihan.
Kami beribadah bersama-sama, buka puasa juga bersama-sama dengan pemain Mitra Kukar. Di Indonesia, orang menyambut bulan Ramadan ini seperti sebuah pesta, seperti perayaan. Itulah yang spesial menurut saya.
Puasa di sini berarti saya berkesempatan merasakan keindahan suasana Ramadan. Beda sekali dengan di Mali karena di Indonesia saya punya banyak waktu berdoa dengan tenang, sholat di masjid, dan juga suasana yang amat menggembirakan.
Mengapa Anda memilih nomor punggung 85 di Mitra Kukar?
Awalnya saya ingin memakai nomor punggung 22 karena selalu saya pakai sepanjang karier saya, tapi angka ini sudah ada yang menggunakan di Mitra Kukar sehingga saya harus memilih nomor lain.
Saya kemudian menjatuhkan pilihan kepada nomor 85 karena saya lahir pada tahun tersebut. Itulah alasannya. Tidak ada yang terlalu istimewa.
Beberapa pemain Mali meraih kesuksesan di Indonesia, terutama Makan Konate dan Djibril Coulibaly yang pernah membela Persib Bandung. Apakah Anda mengenal mereka?
Saya tahu bahwa saya bukan pemain Mali pertama di Indonesia. Sudah ada beberapa pemain lain, tapi saya tidak mengenal mereka secara personal. Saya tahu mereka punya reputasi yang bagus dan telah memberikan banyak hal positif di Indonesia.
Pertanyaan terakhir. Apa hobi Anda di luar sepak bola?
Jika sedang tak beraktivitas di lapangan, saya biasanya berkumpul dengan keluarga. Selain itu, kegiatan favorit saya adalah menonton pertandingan basket.
Saya tidak pernah melewatkan pertandingan NBA. Pemain favorit saya Kevin Garnett, tapi dia sudah pensiun. Saat ini pebasket nomor satu di dunia adalah LeBron James.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar