Dalam menentukan program latihan, Sony dan Gading selalu berdiskusi. Tak jarang mereka berbeda pendapat.
"Berbeda pendapat itu biasa. Yang penting, setelah itu kami menemukan solusi terbaik," ucap Gading.
"Pemain sekelas Sony sudah bisa mengatur sendiri latihan teknik. Saya tinggal memoles aspek fisik dan nutrisi. Kesulitan yang dihadapi Sony adalah mencari teman sparring," aku Gading.
Sejak keluar dari pelatnas, Sony turun level dengan menjajal turnamen sirkuit nasional. Secara perlahan, prestasinya mulai meningkat hingga mampu menjuarai Singapura Terbuka 2016.
"Dia sudah mulai menemukan pola permainan pada 2015. Sekarang dia sedang mencari poin untuk menaikkan peringkat. Rencananya dia akan mengikuti turnamen level grand prix dan grand prix gold dulu," tutur perempuan yang dinikahi Sony pada 2009 itu.
Meski kerap mendampingi Sony ke luar kota hingga ke luar negeri, Gading tidak melupakan perannya sebagai seorang ibu dan istri.
"Di lapangan saya memimpin Sony. Di luar lapangan, Sony yang jadi pemimpin saya. Saya punya komitmen meninggalkan anak-anak maksimal seminggu supaya tetap bisa merawat mereka. Selama saya pergi, anak-anak saya titipkan orangtua atau mertua," kata Ibu dari Divya Amanra Kuncoro dan Naraya Aisha Kuncoro ini.
Rencananya, Sony masih akan menjalani aktivitas sebagai pemain profesional hingga kontrak dengan sponsor berakhir pada 2020.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar