Dari Adam dan Stefano, trio Hagi, Hanif, dan Zola bisa mengadopsi kecerdasan dalam menyalurkan bola dan bergerak aktif sepanjang laga. Dalam diri Bayu, hal yang bisa dijadikan referensi adalah kuatnya menggalang pertahanan dan juga membangun serangan.
Penonton dan Satlak
Saat bersua Puerto Riko, Milla ingin mematangkan permainan menekan. Pasalnya, ia melihat anak asuhnya masih terlalu lembek dalam membatasi gerak lawan.
Hal tersebut terindikasi dari masih mudahnya timnas ditekan dan berujung kemasukan lima gol dari lima partai.
"Kami mau lihat dari sudut mana kami bisa menekan Puerto Riko. Yang jelas saya mau ada koneksi yang lebih baik nantinya. Terutama ada kerja sama antarlini, contohnya antara bek sayap dan pemain sayap," tutur Milla.
Baca Juga:
- Ganda Putra Malaysia Dilarang Tampil pada Indonesia Open
- Ketika Pemain Stoke City Terjebak Pasir Hisap dan Terancam Komodo Raksasa
- Harry Kane, Tak Punya Kelemahan karena 'Berguru' kepada Cristiano Ronaldo
Tak melulu soal teknis, saat berhadapan dengan Puerto Riko Milla pun sedikit menyinggung dukungan suporter. Milla, yang sempat dibuat terkejut dengan atmosfer sepak bola nasional di awal kedatangan di Indonesia, berharap saat timnya tampil Maguwoharjo bisa disaksikan banyak suporter.
Tak tanggung-tanggung, pelatih berusia 51 tahun itu pun menjanjikan akan mengejutkan penonton yang hadir langsung di stadion.
"Saya mau penonton yang ada di sana untuk datang dan mendukung tim. Penonton sudah tahu filosofi saya dan dipastikan nanti akan ada kejutan," tuturnya.
Sementara itu, terkait urusan administrasi, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) siap menanggung pembiayaan 3-4 kali laga uji coba.
Hal ini menjadi angin segar buat PSSI karena di SEA Games sebelumnya sepak bola menjadi "anak tiri" lantaran tak dijadikan kontingen prioritas.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar