Sulit untuk menyebut Zinedine Zidane sebagai ahli taktik sepak bola. Namun, pastinya tak ada yang bisa menyangkal kedahsyatan Zizou dalam mengendalikan ruang ganti Santiago Bernabeu.
Jangankan untuk mengesampingkan pemain nonstarter, Los Blancos tampil stabil sepanjang Zizou bahkan berani mencadangkan Cristiano Ronaldo dalam beberapa laga Madrid. Kebijakan rotasi inilah yang sukses membuat musim.
Pemain yang masuk sebagai pengganti pun memiliki rasa dan hasrat yang sama untuk tampil total pada saat diturunkan.
4. Isco
Tak berlebihan menahbiskan Isco sebagai salah satu, jika bukan yang terbaik bagi Real Madrid musim ini. Sumbangsihnya begitu paten. Total 11 gol (10 di La Liga dan 1 di LC) serta 9 assist (semuanya di La Liga), mungkin hanya parameter paling sederhana guna menggambarkan aksi Isco.
Yang jauh lebih istimewa tentu peran sentral eks pemain Malaga ini ketika didapuk menggantikan posisi Gareth Bale. Zidane menginstruksikan Isco berdiri tepat di belakang duet Ronaldo dan Benzema.
Namun, Isco tak memilih statis melainkan terus bergerak ke segala penjuru lapangan sehingga menjadikannya motor sekaligus pengatur visi pada saat bola memasuki sepertiga lapangan terakhir.
5. CR7
Untuk pertama kali dalam tujuh tahun beruntun terakhir, Cristiano Ronaldo gagal menembus 50 gol dalam semusim. Hingga menjelang fi nal LC, ia terpaku di angka 40 gol.
Di satu sisi, publik bisa melihatnya sebagai sebuah kemunduran. Akan tetapi, dalam perspektif yang berbeda, angka minim ini justru menunjukkan kepiawaian Zidane dalam mengatur peak CR7.
Di saat usianya telah melewati 32 tahun, Ronaldo tak bisa tampil ngotot di setiap laga. Namun, pada saat dibatasi menit mainnya, CR7 mampu tampil fantastis pada saat Madrid melakoni laga-laga krusial.
Total 14 gol dicetak di 9 laga terakhir Madrid. Termasuk 8 gol di perempat final dan semifinal LC.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.773 |
Komentar