"Luas wilayah Indonesia berpengaruh terhadap interaksi antarwasit. Tapi, hal ini bisa diatasi dengan teknologi," ujar Cumming.
Teknologi yang dimaksud Cumming adalah sebuah aplikasi yang dapat menjadi media evaluasi wasit jarak jauh. Di aplikasi itu nantinya setiap wasit dapat dievaluasi dan belajar tanpa harus bertatap muka langsung dengan penanggung jawab wasit di PSSI.
Baca Juga:
- Kontrak Diperpanjang Milan, Montella Mengaku Terkejut
- Target 'Gila' Guardiola di Man City Setelah Gagal Total pada Musim Perdana
- Meski Kecewa Timnas U-19 Kalah 0-1, Indra Sjafri Ucapkan Selamat kepada Brasil
Thoriq pun memiliki pengalaman terkait aplikasi tersebut.
"Pada 2015, kami para wasit dari seluruh dunia pernah mengikuti program FIFA. Kami diarahkan untuk merespons beberapa hal dalam sebuah aplikasi di handphone untuk memahami pengetahuan wasit di berbagai negara," ucapnya.
"Dari aplikasi itu, FIFA jadi mengetahui hal-hal apa yang perlu diperbaiki dari wasit-wasit di berbagai negara. Bila Indonesia memiliki aplikasi itu, tentu sangat bagus," tutur Thoriq melanjutkan.
Akan tetapi, harapan Cumming dan Thoriq masih butuh waktu untuk direalisasikan. Pasalnya, PSSI mengakui belum memiliki aplikasi tersebut.
"Sebenarnya PSSI merasa tertampar karena belum bisa menyiapkan perangkat IT semacam itu," kata Joko Driyono, Wakil Ketua Umum sekaligus Plt. Sekjen PSSI.
Meski begitu, kehadiran Cumming sebagai mentor wasit diharapkan mampu mengangkat performa perangkat pengadil lapangan lewat program-programnya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar