3. David Wagner adalah pelatih "gila" serupa dengan sahabatnya, Juergen Klopp
Wagner adalah rekan sekamar Juergen Klopp saat keduanya masih bermain di Mainz. Saat Klopp menukangi Dortmund, Wagner menjadi pelatih tim Dortmund II, alias tim cadangan.
Ia pergi dari jabatan tersebut tak lama setelah Klopp menukangi kubu The Reds. Beberapa media Inggris bahkan mengatakan bahwa Wagner bukan hanya titisan, tapi juga klon dari pelatih asal Liverpool itu.
Selain kemiripian fisik, ia merupakan pendamping pria saat Klopp menikah. Sebaliknya, Klopp merupakan ayah baptis kepada salah satu dari dua anak Wagner.
Selain punya etos kerja sama (gegenpressing), cara kerjanya pun tak jauh beda. Pada awal musim ini, Wagner membawa timnya berkemah di pedalaman Swedia tanpa peralatan elektronik satu pun agar mereka dapat menjalin ikatan dengan satu sama lain.
4. Tiga pilar mereka musim ini adalah pemain pinjaman dari kubu-kubu elite Inggris
Huddersfield membuktikan bahwa meminjam secara tepat dari tim-tim papan atas Liga Inggris bisa membawa berkah. Kiper Danny Ward (Liverpool), gelandang Aaron Mooy (Manchester City), dan penyerang Izzy Brown (Chelsea) memberikan perubahan signifikan ke kualitas bermain Huddersfield dengan bujet minim.
Ward menjadi pahlawan dengan menahan beberapa tendangan krusial di adu penalti pada semifinal dan final play-off. Pemain asal Australia, Mooy, bermain elegan di ruang mesin Huddersfield sepanjang musim dan menyumbang empat gol dan enam assist. Sementara, Brown menyediakan energi di lini depan dan mengamalkan permainan pressing yang menjadi ciri khas pasukan Wagner.
5. Huddersfield lolos ke Premier League dengan catatan terburuk
Pekan-pekan terakhir Huddersfield di Divisi Championship sebenarnya jauh dari prima. Mereka kalah lima kali dari sembilan laga terakhir musim reguler sehingga terlempar dari peringkat ketiga hingga kelima. Termasuk laga-laga playoff, Izzy Brown cs hanya mencetak 1 gol dari 5 laga terakhir musim mereka.
Pada akhirnya, Huddersfield menjadi tim pertama sepanjang sejarah panjang Football League yang lolos ke kasta teratas dengan agregat gol minus (-2).
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar