Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Fakta Menarik dari Huddersfield Town, Anggota Terbaru Premier League

By Firzie A. Idris - Selasa, 30 Mei 2017 | 13:16 WIB
Para pemain Huddersfield merayakan kemenangan mereka di final play-off kontra Reading di Stadion Wembley, London, pada Senin (29/5/2017).
GARETH COPLEY/GETTY IMAGES
Para pemain Huddersfield merayakan kemenangan mereka di final play-off kontra Reading di Stadion Wembley, London, pada Senin (29/5/2017).

Huddersfield Town memenangkan hak kembali ke Premier League setelah mengalahkan Reading lewat adu penalti pada partai yang berlangsung di Stadion Wembley, London, Senin (29/5/2017). Berikut adalah lima fakta dari kontestan yang baru kembali ke kasta teratas itu sejak 1972.

1. Musim lalu, Huddersfield terperosok di peringkat ke-19 Championship

Pada Divisi Championship 2015-2016, Huddersfield Town berada di pinggir jurang degradasi. The Terriers terjerembab di peringkat ke-19 kasta kedua Inggris persis setahun lalu. Sebelum itu, mereka secara beruntun finish peringkat ke-16, ke-17, dan ke-19.

Namun, pada awal musim ini, dengan hanya belanja 3,75 juta pounds, pelatih baru David Wagner mengangkat tim ke peringkat kelima musim ini. Delapan pemain mereka yang turun di final play-off baru bergabung dengan skuat dalam 12 bulan terakhir.

2. Hudersfield hanya punya dana operasional setara gaji Paul Pogba setahun


Reaksi gelandang Manchester United, Paul Pogba, dalam laga Premier League kontra Crystal Palace di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, pada 21 Mei 2017.(DAVE THOMPSON/GETTY IMAGES)

Pelatih baru Wagner hanya punya dana operasional 12 juta pounds musim ini. Bujet tersebut hampir sama dengan Rotherham yang berbeda nasib 180 derajat. Dengan uang setara Rp 205 miliar rupiah itu, Rotherham hanya bisa finis di peringkat bontot Championsip musim ini.

Sebagai perbandingan, di level Premier League, uang sebanyak itu hanya dapat membayar seorang Paul Pogba di Manchester United selama semusim. Kelolosan mereka ke kasta teratas Liga Inggris akan menginjeksi klub dengan dana sekitar 170 juta pounds.

3. David Wagner adalah pelatih "gila" serupa dengan sahabatnya, Juergen Klopp


Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, dan pelatih Huddersfield, David Wagner, bersenda gurau usai laga persahabatan antara Huddersfield Town dan Liverpool di Stadion Galpharm di Huddersfield, Inggris, pada 20 Juli 2016.(NIGEL RODDIS/GETTY IMAGES)

Wagner adalah rekan sekamar Juergen Klopp saat keduanya masih bermain di Mainz. Saat Klopp menukangi Dortmund, Wagner menjadi pelatih tim Dortmund II, alias tim cadangan.

Ia pergi dari jabatan tersebut tak lama setelah Klopp menukangi kubu The Reds. Beberapa media Inggris bahkan mengatakan bahwa Wagner bukan hanya titisan, tapi juga klon dari pelatih asal Liverpool itu.

Selain kemiripian fisik, ia merupakan pendamping pria saat Klopp menikah. Sebaliknya, Klopp merupakan ayah baptis kepada salah satu dari dua anak Wagner.

Selain punya etos kerja sama (gegenpressing), cara kerjanya pun tak jauh beda. Pada awal musim ini, Wagner membawa timnya berkemah di pedalaman Swedia tanpa peralatan elektronik satu pun agar mereka dapat menjalin ikatan dengan satu sama lain.

4. Tiga pilar mereka musim ini adalah pemain pinjaman dari kubu-kubu elite Inggris

Huddersfield membuktikan bahwa meminjam secara tepat dari tim-tim papan atas Liga Inggris bisa membawa berkah. Kiper Danny Ward (Liverpool), gelandang Aaron Mooy (Manchester City), dan penyerang Izzy Brown (Chelsea) memberikan perubahan signifikan ke kualitas bermain Huddersfield dengan bujet minim.

Ward menjadi pahlawan dengan menahan beberapa tendangan krusial di adu penalti pada semifinal dan final play-off. Pemain asal Australia, Mooy, bermain elegan di ruang mesin Huddersfield sepanjang musim dan menyumbang empat gol dan enam assist. Sementara, Brown menyediakan energi di lini depan dan mengamalkan permainan pressing yang menjadi ciri khas pasukan Wagner.

5. Huddersfield lolos ke Premier League dengan catatan terburuk


Sukacita para pemain Huddersfield Town setelah memastikan kemenangan di babak adu penalti final play-off Divisi Championship kontra Reading di Stadion Wembley, London, pada Senin (29/5/2017).(IAN WALTON/GETTY IMAGES)

Pekan-pekan terakhir Huddersfield di Divisi Championship sebenarnya jauh dari prima. Mereka kalah lima kali dari sembilan laga terakhir musim reguler sehingga terlempar dari peringkat ketiga hingga kelima. Termasuk laga-laga playoff, Izzy Brown cs hanya mencetak 1 gol dari 5 laga terakhir musim mereka.

Pada akhirnya, Huddersfield menjadi tim pertama sepanjang sejarah panjang Football League yang lolos ke kasta teratas dengan agregat gol minus (-2).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X