Putaran lengkap satu dekade penuh kejayaan telah dilalui Barcelona. Sejak masa pemecatan Frank Rijkaard, disusul penunjukan Josep Guardiola, hingga perpisahan Luis Enrique, Barca menjalani era terbaiknya.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Seiring perpisahan pahit dengan Rijkaard pada musim panas 2008, tanpa gelar di akhir musim dan finis di posisi ketiga edisi sebelumnya, barangkali tak akan ada yang menyangka kejayaan ada di depan mata.
Penunjukan Pep, mengalahkan Jose Mourinho atas rujukan mendiang Johan Cruyff, adalah awal segalanya.
Dalam satu dekade terakhir, Barca menjuarai lima Copa del Rey (tiga dari Enrique), enam La Liga, enam Piala Super Spanyol, dan tiga gelar Liga Champion.
Tambahan titel didapatkan dari tiga trofi Piala Super Eropa dan tiga gelar Piala Dunia Klub.
Sepanjang periode 10 tahun, pelatih datang silih berganti. Semua bisa memberikan kontribusi, meskipun tak selalu berupa trofi di akhir musim. Sebut saja perjudian atas penunjukan Gerardo “Tata” Martino yang berujung nirgelar.
Baca Juga:
- PS Mojokerto Putra Tak Agendakan Uji Coba Selama Bulan Ramadan
- Suatu Malam Saat Valverde Beri Mimpi Buruk dan Permalukan Barcelona
- Atletico Tak Lepas Griezmann, Buka Pintu untuk Costa
Seiring kepergian Enrique, satu dekade telah lewat. Barca kini siap memulai era baru dengan pelatih baru dan potensi banyak muka baru pula.
Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Carles Puyol adalah ikon Barca di era Guardiola. Sekarang Lionel Messi adalah simbol dari Blaugrana seiring pensiunnya Xavi dan Puyol serta pemangkasan peran Don Andres.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.772 |
Komentar